This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 25 Maret 2010

Dukung Palestina

10 Alasan Kenapa Harus Mendukung Kemerdekaan Palestina

Rabu, 24/03/2010 11:58 WIB

KNRP - Banyak suara mengatakan, "Ngapain jauh membela Palestina, di sini saja banyak yang perlu di bantu." Di bawah ini 10 "dalil" mengapa harus membantu Palestina"

Hidayatullah. com--Baru saja hajatan akbar umat Islam di tanah suci dengan peribadahan yang sangat suci usai ditunaikan. Ibadah haji yang mampu mengundang tiga juta umat Islam berkecukupan itu terlaksana dengan baik. Mereka dapat bersatu dengan satu warna, satu acara, satu gerakan dan satu tujuan mengabdi kepada Allah dan menjunjung kalimat Allah. Begitu pula ekpresi keimanan menapaktilasi jejak Nabi Ibrahim dan putranya Ismail yang dengan patuh melaksanakan perintah berkurban nyawa. Kaum Muslimin seduniapun melakukannya dengan antusiasme sangat baik.
Di tiga belahan dunia, Asia, Eropa, Amerika dan Australia, mereka menumpahkan darah hewan kurban dengan gembira. Namun selang sekejap sebelum bau anyir darah hewan kurban itu hilang, sebelum semua jamaah haji sampai ke rumah masing-masing, musuh Allah agresor Israel membantai sadis 500 lebih kaum Muslimin, melukai 2500 lainya, meluluhlantakkan ribuan rumah, sarana publik yang tak terhitung dan selalu akan bertambah di Gaza Palestina. Bau anyir darah hewan kurban berganti dengan anyir darah kaum Muslimin. Anehnya pembantaian di depan mata 1,3 milyar kaum Muslimin (versi Vatikan per 31 Maret 2008, mengungguli umat Katholik dunia) bisa berlangsung dengan "aman dan lancar" tanpa kendala yang berarti. PBB seolah menjadi "Persatuan Budak-Budak" (Israel dan sekutunya), dewan keamanannya kehilangan rasa aman dan akal sehat manusia sedunia harus ditukar dengan logika bejat tiga dajjal dunia Olmert, Bush dan Kevin Rudd yang menganggap penjajah sebagai kurban, sementara pembela tanah air sebagai teroris tak berprikemanusiaan.

Ada apa dengan kaum Muslimin dunia? Sebagian banyak masih dapat tertawa 15 jam dalam sehari, prihatin sebentar saat menyaksikan berita, lalu tertawa lagi tanpa merasa perlu berbuat apa-apa. Di kala Israel memborbardir dengan bom melalui pesawat udara, kaum Muslim baru bisa berunjuk rasa dan "membombardir" udara dengan kata-kata.
Lebih minim lagi tak sedikit kaum Muslim yang seolah tak terpanggil jiwa dan hatinya di saat banyak saudara mereka dianiaya. "Ngapain mikir yang jauh di sana, wong di sini saja banyak yang menderita, " begitu argumen sering kita dengar. Ada pula di saat ribuan darah kaum Muslim "dibantai" masih sempat mengeluarkan larangan berdemo membela Palestina.

Pertanyaannya, kenapa sikap mayoritas ompong itu bisa terjadi? Dua hal yang pasti adalah lemahnya iman dan minimnya pengetahuan tentang fikih dalam pembela agama, negara dan pengikutnya.

Di bawah ini ada sepuluh alasan syar'i, kenapa kaum Muslim harus membela saudara-saudara Muslim yang ada di Palestina;

1. Kaum Muslimin sedunia adalah saudara seiman.
Allah berfirman:" Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara".(QS. Al-Hujurat:10) . Sudah tentu dengan firmannya itu Allah Maha Tahu bahwa orang mukmin di dunia ini tidaklah terkategori dalam tiga penjuru persaudaraan nasab dekat yaitu ke atas (ayah/ibu dst), sederajat (kakak/adik) , ke bawah (anak, cucu dst) barangkalai mereka baru ketemu nasab di umatnya nabi Nuh yang selamat. Walaupun begitu Ia menyatakan bahwa mereka adalah saudara yaitu saudara seiman. Rasulullah menegaskan dengan sabdanya: "Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya" (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650). Dan tak satupun ulama yang berpendapat bahwa persaudaraan tersebut adalah persaudaraan nasab bukan iman.Bila demikian, maka poin ke dua di bawah ini adalah hak saudara yang harus ditunaikan saudara yang lain.

2. Membebaskan saudara dari sasaran kedzaliman adalah wajib, bahkan dari berbuat kedzaliman. Sedangkan membiarkannya berarti terancam laknat Allah
Yang menjadi dasar dari kewajiban ini adalah terusan hadis di atas, dimana selengkapnya Nabi bersabda: "Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat dzalim kepadanya juga tidak membiarkannya tersakiti/terdzalim i". Dasar lain yang cukup populer adalah sabda Rasul : "Tolonglah saudaramu dalam kondisi dzalim maupun didzalimi" (HR. Bukhari no:2263) Dalam shahih Muslim diterangkan tentang maksud hadis tersebut, di mana Nabi bersabda: "Jika dia berbuat dzalim, maka kau cegah dia dari kedzalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia didzalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya terbebas dari kedzaliman itu" (HR. Muslim , no:4681). XII,463.

Saudara kita kaum Muslimin di Gaza Palestina adalah korban kedzaliman yang sangat keji sepanjang sejarah dunia modern nan "beradab" ini. Maka dari itu tak ada alasan bagi kaum Muslimin dunia untuk tidak membela mereka semaksimal mungkin. Bila tidak, Ibnu Abbas telah meriwayatkan dari Rasulullah sebuah hadis qudsi dimana Allah befirman: "Demi keperkasaanku dan keagunganku, sungguh aku akan membalas orang dzalim di dunia maupun akhirat dan sungguh aku juga akan membalas dendam orang yang menyaksikan orang yang terdzalimi sementara ia mampu menolongnya kemudian ia tidak membelanya" (HR. Thabrani dan Hakim)

3. Jihad fisik adalah fardhu kifayah saat cukup dengan sebagian, bila tidak adalah fardhu 'ain
Pada saat ini sungguh nyata bahwa bila kaum Muslimin di Gaza dibiarkan bertumpu pada kekuatan dan potensi sendiri, jelas tidak seimbang dari berbagai sisi, personil, senjata maupun logistik. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) memiliki 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).

Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.

Kurang lengkapkah penderitaan dan keprihatinan kondisi saudara kita di sana untuk mengubah hukum fardhu kifayah menjadi fardhu 'ain? Jelas berlebih. Maka fardhu 'ain bagi setiap Muslim untuk berjihad untuk membantu saudaranya itu sesuai kemampuan maksimal masing-masing. Bagi yang mempunyai potensi fisik, sarana dan skill, maka –selama memungkinkan- wajib bergabung dengan saudaranya di Gaza. Yang lain wajib saling melengkapi, antara yang berkemampuan secara fisik maupun perbekalan/biaya. (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari :IV, 431, Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim : VI, 335, Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, II,621)

4. Mengenyahkan kemungkaran adalah wajib
Segala tindakan yang berseberangan dengan syariat adalah kemungkaran. Dan untuk itu Rasulullah bersabda: "Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan/kekuasaannya , jika tidak mampu maka dengan lisannya dan bila tidak bisa maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi) selemah-lemahnya iman" (HR. Muslim no:70)

Itulah perintah Nabi untuk menyikapi kemungkaran secara umum, sedangkan yang terjadi di Gaza tak sekedar kemungkaran biasa, tetapi adalah kekejian (fahisyah) alias kemungkaran tingkat tinggi. Maka dari itu mengenyahkannya adalah wajib.

5. Orang mukmin harus membantu tetangganya yang membutuhkan
Dalam rangka solidaritas kepada tetangga untuk urusan perut Rasulullah bersabda: "Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya" (HR. Thabrani dan Hakim). Bagaimana dengan urusan nyawa? Masih adakah sisa keimanan bila seorang Muslim sengaja tidak berjibaku untuk membantu?

6. Israel adalah perampok wilayah kaum Muslimin Palestina secara nyata tanpa diragukan sedikitpun
Terlalu banyak catatan sejarah pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina sejak 1946 hingga 2008

7. Israel memproses pengambilalihan dan penghancuran Masjid al-Aqsa, warisan Islam
Masjid Al-Aqsa (Arab: masjid terjauh) adalah salah satu bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) atau dikenal Al-Haram asy-Syarif .

Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra' Mi'raj.)

Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka'bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Baitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat dipindah ke Ka'bah (di Masjidil Haram, Mekkah) hingga sekarang.

Masjid yang direnovasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H ini akhirnya disepakati menjadi warisan suci kaum Muslim sedunia. Karena itulah, tatkala kaum Yahudi berusaha membakarnya tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan sebuah mimbar kuno yang bernama "Shalahuddin Al-Ayyubi" terbakar habis.

8. Israel telah Membunuh Banyak Nyawa Kaum Muslim dan Warga Palestina lain
Dalam sejarahnya pendirian Negara Israel (14 Mei 1948), kaum Yahudi ini tak pernah kering dari genangan darah dan air mata warga Palestina.

9 April 1948, Menachem Begin memimpin pasukan Irgon Israel menyerang desa Der Yasin dan melakukan pembantaian warga desa di sana. Dalam aksi ini, Zionis-Israel membantai lebih 254 orang Palestina laki-laki, wanita dan anak-anak (dalam sebagian riwayat disebutkan jumlahnya lebih 360 orang dari jumlah total penduduk desa 600 jiwa) secara keji dan biadab. Sebagian besar jasad korban dibuang ke dalam sumur-sumur yang ada. Bergabung dalam pembantaian itu, dua geng "teroris" Yahudi, Shtern yang dipimpin oleh Yizhak Samer yang mewarisi Menachem Begin menjadi PM Israel di awal tahun 80 an dan kelompok "teroris" Yahudi, Hagana dengan pimpinan David Ben Gorion. Geng-geng Yahudi tersebut dibentuk dengan nama "pertahanan Israel".

Menachem Begin, yang kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Zionis Israel 1977 -1983 bahkan diberi hadiah Nobel perdamaian. Ia sempat mengungkapkan kebanggaannya dengan pembantaian ini, serta menganggapnya sebagai alasan penting dalam pendirian negera Yahudi dan pengusiran Arab (Palestina). Begin mengatakan, "…Orang-orang Arab mengalami goncangan dahsyat tanpa batas setelah berita (pembantaian) Der Yasin. Mereka mulai melarikan diri guna menyelamatkan nyawa-nyawanya… , dari 700 ribu jumlah orang Arab yang tinggal di Israel sekarang tidak tersisa kecuali 165 ribu saja" … "apa yang terjadi di Der Yasin dan apa yang diberitakan tentangnya telah membantu pelempangan jalan kita untuk menggapai kemenangan di dalam pertempuran sengit di arena perang. Legenda Der Yasin telah membantu kita secara khusus menyelamatkan perang Haifa" … "pembantaian Der Yasin memiliki dampak dan pengaruh luar biasa dalam jiwa orang-orang Arab (Palestina) yang menyamai 6 kebahagian serdadu-serdadu. "

Kasus pembantaian seperti di Der Yasin terjadi berulang-ulang di desa-desa Arab (Palestina) lainnya saat terjadi perang tahun 1948. Kasus serupa terjadi di Thantura, Nashiruddin, Bet Daras dan yang lainnya. Seorang sejarawan Israel yang juga seorang peneliti dalam militer Israel kala itu, Aryeh Yeshavi telah mengakui hal itu dengan mengatakan, "Jika kita total fakta-fakta dan realita kita mengetahui bahwa pembantaian Der Yasin terjadi terlalu jauh dari tabiat yang semestinya guna menduduki desa Arab, terjadi pernghancuran terbanyak jumlah rumah di dalamnya. Dalam aksi-aksi ini telah dibunuh banyak sekali wanita, anak-anak dan orang tua."

6 Februari 2001, Tatkala Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri, menggantikan Ehud Barak, Mantan Menteri Pertahanan Israel tahun 1982 itu, membantai 2.000 lebih pengungsi Palestina di Sabra dan Satila.

5 Maret 2002, pusat Rehabilitasi Tuna Netra al-Nur, yang didirikan dan dijalankan oleh PBB dan satu-satunya sekolah untuk anak tuna netra di Gaza, dibom. Menteri Pendidikan Palestina mengungkap bahwa 435 anak-anak tertembak mati antara September 2000 dan Maret 2002, 150 di antaranya anak-anak usia sekolah, dan 2402 anak-anak terluka.

Tahun 2006, Sharon juga terlibat mengerahkan 90.000 tentara Israel ke Libanon, yang didukung 1.200 truk, 1.300 tank, dan 634 pesawat tempur dengan peralatan canggih. Dalam tempo satu pekan, sebanyak 200.000 penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal, 20.000 orang mengalami luka-luka, dan ribuan terbunuh.

9. Israel Pelangggar Perjanjian dan Konvensi Paling Utama
Entah ada berapa kali perjanjian damai antara Israel dan Palestina selalu dikhianati Israel. Semua rancangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat (AS) semua berantakan gara-gara ulah Israel yang selalu mengabaikan resolusi apapun. Israel tetap melakukan pelanggaran dan senantiasa meneruskan membunuh dan pengusiran warga Palestina demi perluasan wilayah.

Yang tidak banyak orang tahu, jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel telah mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?

10. Israel Sumber Agresor & Kerusakan
Israel berada di belakang Amerika dan Uni Eropa dalam menolak kemanangan Hamas setelah memenangkan Pemilu secara demokratis bulan Januari tahun 2006. Bersama Amerika pula, Israel memasukkan Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) sebagai kelompok-kelompok "teroris". Israel juga berada dibalik pelarangan setiap bentuk dialog dengan Hamas, meski kelompok ini menang Pemilu, sebagaimana diinginkan dunia Barat dan Eropa.

Sikap Amerika dan negara-negara Eropa dan Israel yang menolak Hamas menunjukkan betapa perdamaian dan demokrasi yang seringkali dielu-elukan Barat selama ini hanyalah sekedar slogan, tidak lebih. Mereka menggembar-gemborka n perdamaiandan demokrasi tetapi mereka menghianatinya sendiri. Kasus serupa juga terhadi di Aljazair tahun 1991 dan Somalia, ketika Islam memenangkan suara.

Al-Quran sangat jelas menyebut karakter "aggressor" dan ulah pembuat kerusakan ini. Sebagaimana firman Allah, "Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." [QS. al-Isra': 4]. [abdul kholiq/ www.hidayatullah. com


Nama KUN-YAH

K U N - Y A H
Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
http://www.almanhaj.or.id/content/2489/slash/0

Kun-yah adalah setiap nama yang dimulai baik dalam sebutan panggilan atau tuisan dengan Abu Fulan atau Abu Fulanah bagi laki-laki. Contohnya seperti : Abu Abdillah (dari nama Abdullah), Abu Unaisah (kun-yahnya penulis). Dn Ummu Fulan atau Ummu Fulanah bagi perempuan. Contoh seperti : Ummu Abdillah atau Ummu Unaisah.

Kun-yah merupakan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan oleh sebagian kaum muslimin khususnya di negeri kita ini. Dan kun-yah juga merupakan kemuliaan bagi orang yang dikun-yahkan [1]. Kun-yah merupakan kebiasaan kaum muslimin dan warisan yang turun temurun dari zaman ke zaman sampai mereka meninngalkannya. Demikian seriusnya perhatian ulama terhadap masalah kun-yah sehingga kalau kita membaca kitab-kitab rijalul hadits, kita akan dapati bab kun-yah tersendiri. Bahkan sebagian ulama memerlukan menyusun kitab khusus berbicara tentang masalah kun-yahnya para perawi hadits. Seperti Imam Muslim dengan kitabnya Al-Kuna wal Asma dan Imam Ad-Dulabiy dengan kitabnya Kitabul kuna wal Asma.

Tentang sunahnya berkun-yah ini sangat luas sekali diantaranya.

Pertama : Bolehnya seorang itu berkun-yah meskipun dia belum menikah yang dengan sendirinya belum mempunyai anak. Seperti Anas bin Malik dikun-yahkan dengan Abu Hamzah atau Abu Hurairah yang namanya Abdurrahman dikun-yahkan dengan Abu Hurairah padahal keduanya belum menikah.

Kedua : Atau seorang yang telah menikah akan tetapi belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak sama seperti Aisyah dikun-yahkan dengan Ummu Abdillah. Padahal Aisyah tidak mempunyai anak dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia dikun-yahkan dengan nama kemenakannya yaitu Abdullah bin Zubair anak Asma bin Abi Bakar Ash-Shidiq. [2]

Ketiga : Bolehnya seorang berkun-yah dengan yang bukan dengan nama anak-anaknya seperti Abu Bakar. Padahal dia tidak mempunyai anak yang bernama Bakar. Dan Umar dikun-yahkan dengan Abu Hafs padahal dia tidak mempunyai anak yang bernama Hafs. Dan lain-lain shahabat banyak sekali.

Keempat : Boleh memberi kun-yah kepada anak yang masih kecil berdasarkan riwayat shahih dibawah ini.

"Artinya : Dari Anas, dia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku mempunyai saudara laki-laki yang dipanggil (dikun-yahkan) dengan Abu Umair -dan dia sudah disapih-. Dan beliau apabila datang (yakni ke rumah Anas) berkata, Ya, Aba Umair, apa yang telah diperbuat oleh Nughair?"

"Berkata Anas, Nughair yang dipakai bermain oleh Abu Umair".

Dikeluarkan oleh Bukhari (no. 6129, 6203) di kitab Shahihnya dan dikitabnya Adabul Mufrad (no. 847), Muslim (6/177), Abu Dawud (no. 4969), Tirmidzi (333, 1990) dan Ibnu Majah (no. 3720) dan lain-lain.

Hadits yang mulia ini memberi fawaa-id yang demikian banyak dengan mengumpulkan seluruh jalannya dan lafadz-lafadznya sampai enam puluh faedah sebagaimana diterangkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar di Al-Fath (no. 6203) di antaranya ialah bolehnya memberi kun-yah kepada anak-anak yang masih kecil sebagaimana Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi kun-yah kepada saudara Anas yang masih kecil dengan Abu Umair. [3]

Kelima : Bolehnya memberi kun-yah kepada seseorang dengan sesuatu yang ada pada orang tersebut. Seperti Ali bin Abi Thalib dikunyah-kan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Abu Turab (yang artinya bapak tanah). Kejadiannya ketika Ali sedang tidur di masjid punggungnya ketutupan tanah, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membangunkannya sambil berkata, Ya, Aba Turab bangunnlah! [4]

Keenam : Bolehnya seseorang mempunyai lebih dari satu kun-yah seperti Ali, selain dikun-yahkan dengan Abu Turab, dia pun dikun-yahkan dengan Abu Hasan mengambil nama anaknya yang pertama yaitu Hasan.

Ketujuh : Bolehnya berkun-yah dengan anak laki-laki atau anak perempuan.

Kedelapan : Bolehnya berkun-yah bukan dengan nama anak tertua, akan tetapi yang telah maklum berkun-yah dengan anak tertua mengambil perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berkun-yah dengan anak tertua beliau yaitu Abul Qasim. Dan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Hani, Maka (kun-yah)mu adalah Abu Syuraih. Mengambil anak tertua Hani, yaitu Syuraih.

Kesembilan : Lantaran berkun-yah merupakan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kemuliaan atau penghormatan kepada orang yang dikun-yahkan, maka tidak ada kun-yah bagi orang kafir karena tidak ada kemuliaan dan kehormatan bagi mereka kecuali mereka tidak dikenal melainkan dengan kun-yahnya.

Kesepuluh : Telah berselisih para Ulama tentang hukum berkunyah dengan kun-yah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sesudah terjadi kesepakatan (ijma') di antara mereka tentang Sunnahnya memberi nama dengan nama beliau yaitu Muhammad atau Ahmad. Barangkali yang lebih mendekati kebenaran -wallahu a'lam- illat (sebab) larangan beliau terbatas dimasa hidup beliau agar tidak terjadi kesamaran di waktu berbicara atau memanggil. Ketika beliau telah wafat maka dengan sendirinya illat tersebut pun hilang. Lebih lanjut bacalah masalah ini di Fat-hul Baari (no. 6187 dan seterusnya)d dan di Tuhfatul Maudud bab 8 fasal 7.

Perhatian!
Patutlah seseorang jangan menghilangkan namanya lantaran dia berkun-yah kecuali dia telah masyhur dengan kun-yahnya sehingga namanya tidak dikenal atau hampir-hampir tidak dikenal seperti Abu Hurairah atau Abu Bakar.

[Disalin dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I Th 1423H/2002M]
_________
Footnotes
[1]. Oleh karena itu tidak patut memberi kun-yah kepada orang-orang kafir karena tidak ada kemuliaan bagi mereka kecuali mereka telah masyhur dengan kun-yahnya.
[2]. Sunan Abi Dawud (no. 4970), Adabul Mufrad (no. 850, 851) oleh Imam Bukhari
[3]. Syarah Muslim Kitabul Adab oleh Imam An-Nawawi
[4]. Fat-hul Baari (no. 6204) Adabul Mufrad (852)

Takutlah Hanya Pada Allah ta'ala

Takutlah Hanya Pada Allah ta'ala
Bismillah..


Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah takut kepada Allah. Sifat ini akan menjaga pemiliknya untuk tidak berbuat maksiat kepada-Nya.

Menelusuri kehidupan untuk mencari kebahagiaan yang hakiki sungguh sangat sulit. Kita harus melalui pertarungan-pertarungan yang sengit, jalan-jalan yang terjal dan berjurang penuh dengan duri. Jika salah melangkah hanya akan didapati dua kemungkinan dan tidak ada kemungkinan yang ketiga. Pertama, akan menjadi orang yang terselamatkan sehingga selamat (dunia akhirat) dan kedua, menjadi orang yang binasa dan celaka.

Masih beruntung jika terselamatkan sehingga bisa kembali berjuang dengan menerjang badai yang ganas dan dahsyat tersebut. Namun sungguh malang jika setelah terselamatkan tidak bisa berjuang, dan tidak bisa bangkit menyelamatkan diri. Lawan bertarung adalah sangat kuat. Itulah Iblis dan tentara-tentaranya dari kalangan jin dan manusia serta lawan yang ada pada diri kita yang disebut nafsu.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kepada yang jelek.” (Yusuf: 53)
Adapun jalan-jalan yang terjal dan berjurang serta penuh dengan duri itu adalah segala yang diharamkan Allah yang menghiasi kehidupan ini.

Di sinilah letak pentingnya rasa takut yang harus menghiasi perjuangan kita. Yang akan membentengi diri kita dari terjatuh ke lubang yang penuh dengan duri dan mengokohkan kita agar tidak terseret hawa nafsu yang dikendarai oleh Iblis dan tentara-tentaranya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Amalan hati seperti tawakkal, takut, berharap, dan sejenisnya serta sabar adalah wajib menurut kesepakatan para ulama.” (Al-Ikhtiyarat, hal. 85)

Kedudukan Takut dalam Agama

Takut merupakan bentuk ibadah hati yang memiliki kedudukan agung dan mulia di dalam agama bahkan mencakup seluruh jenis ibadah. Takut adalah salah satu dari rukun ibadah dan merupakan syarat iman. Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab beliau Ighatsatul Lahfan (1/30) berkata: “Termasuk dari tipu daya musuh Allah adalah menakut-nakuti orang beriman dari bala tentara dan wali-wali mereka (wali setan) agar orang-orang beriman tidak memerangi mereka, menyeru mereka (orang-orang yang beriman) kepada kemungkaran dan mencegah mereka dari kebajikan. Allah memberitahukan kepada kita bahwa yang demikian inisubhanahu wa ta’ala adalah tipu daya setan dan merupakan ketakutan yang mereka tanamkan. Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang kita untuk takut kepada setan tersebut, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain adalah setan dengan kawan-kawannya yang menakut-nakuti kamu, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar beriman.” (Ali Imran: 175)

Tatkala iman seorang hamba kuat, maka akan hilang rasa takut terhadap wali-wali setan. Dan tatkala melemah imannya akan menjadi kuat ketakutan tersebut. Maka ayat ini (Ali Imran: 175) menunjukkan bahwa keikhlasan untuk memiliki rasa takut kepada Allah termasuk syarat iman.”

Takut adalah Ibadah
Disamping memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama, ‘takut’ juga merupakan salah satu dari perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana di dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain adalah setan dengan kawan-kawannya yang menakut-nakuti (kamu), karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran: 175)

“Maka janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Maidah: 44).

Dari kedua ayat di atas dan ayat-ayat yang lain maka sungguh sangat jelas bahwa takut itu termasuk dari ibadah, bahkan ibadah yang paling mulia. Dan Allah tidak akan memerintahkan melainkan untuk suatu kemuliaan.

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitab beliau Al-Ushuluts Tsalatsah mengatakan: “Macam-macam ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah seperti Islam, Iman, dan Ihsan, dan juga termasuk berdoa, takut, berharap, tawakkal, cinta, rahbah (salah satu jenis takut), khasyah (juga salah satu jenis takut), khusyu’, bertaubat, meminta pertolongan, meminta perlindungan, menyembelih, bernadzar, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, semuanya milik Allah semata berdasarkan firman-Nya:

“Dan bahwasanya masjid-masjid ini adalah milik Allah maka janganlah kamu berdoa kepada selain-Nya disamping berdoa kepada Allah.” (Al-Jin: 18)
Barangsiapa berpaling sedikit saja kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala maka dia seorang musyrik dan kafir.

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitab beliau Fathul Majid mengatakan: “Takut berkedudukan tinggi dan mulia di dalam agama dan termasuk jenis ibadah yang banyak cakupannya yang wajib hanya diberikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”


Dalil Takut adalah Ibadah

berfirman:Allah subhanahu wa ta’ala
“Mereka (malaikat) takut kepada Rabb mereka dan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (An-Nahl: 50)

“Orang-orang yang menyampaikan risalah Allah mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak merasa takut kepada seorang pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Ahzab: 39).

“Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 150).

Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang takut. Adapun dari Sunnah Rasulullah, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tujuh golongan orang yang akan mendapatkan perlindungan pada hari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan dari Allah, di antaranya seorang hamba yang “diajak” oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, dan dia mengatakan: ‘Aku takut kepada Allah’.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no.629 dan Muslim no. 1031 dari hadits Abu Hurairah) Syaddad bin Aus radiallahuanhu berkata: telah berkata Rasulullah berfirman:shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
“Demi kemuliaan dan keagunganku, aku tidak akan menghimpun pada diri hamba-hamba-Ku dua rasa aman dan dua rasa takut. Jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan beri rasa takut pada hari Aku menghimpun hamba-hamba-Ku. Dan jika dia takut kepada-Ku di dunia maka Aku akan berikan rasa aman pada hari Aku menghimpun hamba-hamba-Ku.” (HR. Abu Nu’aim dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 742)

Macam-macam Takut

Para ulama telah membagi jenis takut menjadi beberapa bagian, di antara mereka ada yang membagi lima, empat, dan ada yang membagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, takut ibadah.
Yaitu takut yang diiringi dengan penghinaan diri, pengagungan, dan ketundukan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kedua, takut syirik.
Takut syirik yaitu memberikan takut ibadah kepada selain Allah. Barang siapa yang memberikannya kepada selain Allah maka dia telah melakukan kesyirikan yang besar, seperti takut kepada orang mati, takut kepada dukun-dukun, takut kepada wali-wali yang dianggap bisa memberikan manfaat dan mudharat, dsb.

Perbuatan ini akan mengekalkan pelakunya di dalam neraka, mengeluarkannya dari Islam, dan menghalalkan darah dan hartanya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Maidah: 44)

Ketiga, takut tabiat.
Yaitu takut kepada hal-hal yang bisa membahayakan jiwa seseorang, seperti takut kepada musuh, binatang buas, api, dan sebagainya. Takut jenis ini dibolehkan selama tidak melampaui batas. berfirman menceritakan kisah Nabi Musa subhanahu wa ta’ala Allah alaihisallam:

“Dia keluar dari negerinya dalam keadaan takut yang sangat.” (Al-Qashash: 21)

Pertanyaannya, bagaimana hukumnya takut kepada selain Allah? Jawabannya harus dirinci. Bila takut kepada selain Allah menyebabkan sampai menghinakan diri di hadapannya maka termasuk syirik. Jika ketakutannya itu menyebabkan ia melakukan yang diharamkan dan meninggalkan kewajiban maka takut ini termasuk maksiat dan berdosa. Jika takutnya adalah takut tabiat seperti takut kepada air deras yang bisa menghanyutkan dirinya, hartanya, atau anaknya, maka takut yang demikian itu adalah boleh.

Wallahu a’lam.


Sumber bacaan:
1 Al Qur’an
2 Al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin
3 Fathul Majid Syarah Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan
4 Al-Qaulul Mufid, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Yamani
5 Al-Ushuluts Tsalatsah, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Jujur Pada Diri Sendiri

Jujur Pada Diri Sendiri, Proses Therapy Perasaan Gak Enakan

 

Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabatku yang baik. Semoga hari yang berhagia ini, semakin menambah nilai-nilai kebaikan bagi kita. Mudah-mudahan setiap detik sejarah telah terukir dalam simpanan energi semesta, Menjadikan kita lebih berkarakter mulia. Diantaranya semakin bertambah kejujuran baik kepada diri sendiri atau kepada orang lain.

Seorang shahabat saya menjadikan “Keputusan yang dibuat manusia / diambil oleh seseorang mempengaruhi kehidupan orang lain” sebagai tema penelitian ilmiahnya. Tema yang sederhana, tapi memiliki makna yang dalam, jika kita kaji dari ranah spiritual.

Tema diatas mengingatkan saya tentang tujuan penciptaan manusia yang Allah terangkan di Al-Baqarah : Kahlifah. Sebagai khalifah wajib menyadari akan keputusan-keputusan yang diambil untuk menyeimbangkan kehidupan dunia.

Sementara itu, saat saya menuliskan note yang sedang anda baca sekarang. Terbesit sesuatu dalam fikiran saya. Itu tatkala merenungi tentang makna kejujuran. Mungkin anda pernah mendengar judul sebuah buku ”Jujur mata uang yang hilang” atau mungkin kata bijak yang lain berhubungan dengan kejujuran.

Sebuah pertanyaan kontemplasi bagi diri, Sudahkah saya jujur?. Saya tidak tau bagaimana dengan prinsip hidup anda. Apakah anda senang dengan kejujuran? Saya yakin dan percaya, kejujuran adalah pengantar kepada pintu kepercayaan.

Berbohong pada diri sendiri
”Hindari bohong, Jujurlah pada diri sendiri”. Nasehat yang saya dapatkan dari Tengku di di menasah saat belajar membaca Al-Qur’an, dan mengaji kitab Masailal Muhtadin dan Tanbiqhul Ghafilin. Bahkan juga diulang-ulang oleh ustaz saya di Ma’had Ruhul Islam.

Ibda binafsik, mulai dari diri sendiri. Pesan Rasulullah untuk melakukan perubahan. Sekarang saya sadari, ini awal dari kemuduran dan gelapnya hati. Demi membahagiakan orang lain, sudi kiranya membohongi diri sendiri. Agar menyenangi teman, rela berkata tidak sesuai dengan hati. Supaya membahagiakan shahabat, mengikhlaskan penderitaan diri.

Bukan persoalan salah dan benar, Melainkan cara menyikapi dan meletakkan sesuatu pada tempatnya. Guru saya di Pondok Pesantren NLP Pasar Minggu. Sering membingkai pembelajaran demikian.

Jujur adalah pintu kesadaran dan hakekat kesuksesan hidup.
Mungkin ”Katakan kebenaran, walau itu pahit (sakit untuk didengar, sulit diterima atau bahkan ditolak)” adalah penjabaran dari anjuran berlaku Jujur pada diri sendiri. Ada hal-hal menarik yang saya temukan, saat membantu shahabat menyelesaikan persoalannya. Yang kini menjadi pembelajaran hidup.

Ada keluhan ingin berlari dari hiruk pikuk tuntutan target pekerjaan. Ada juga seorang bapak-bapak berucap, Saya mau merdeka dari tuntutan orang lain. Pernah juga teman menyampaikan, Aku ingin orang tua mengerti kemauanku. Saya sendiripun dulu pernah bertanya, Sampai kapan saya harus mengikuti kemauan bukan diri saya sendiri.

Seorang wanita tidak mampu menolak menerima calon suami dari ayah ibunya. Pernah juga, seorang teman lelaki, melepaskan wanita yang dicintainya demi membahagiakan ibunya dengan menikahi wanita bukan pujaan hatinya. Tidak sedikit, saya berjumpa dan mendengar curhatan para pekerja, yang beraktivitas bukan pada bidang yang disukainya.

Pakar kejiwaan pernah bertutur ”Orang-orang yang bekerja pada bidang yang dia cintai dan senangi, memiliki kesempatan hidup lebih lama”

Guru saya bapak Noeryanto, Pengasuh Pondok Pesantren NLP Pasar Minggu mengingatkan ”Saat ayam (binatang) memahami kodratnya sebagai ayam, dan manusia memahami kodratnya sebagai manusia (khalifah). Maka keseimbangan alam terjadi. Itulah mamfaat KESADARAN”

Dari kejadian dan peristiwa diatas. Saya menemukan satu hal, bahwa Jujur kepada diri sendiri bisa sebagai proses Therapy Perasaan Gak Enakan.

Sekali lagi, ini bukan persoalan Salah atau benar, melaikan cara menyikapi dan meletakkan sesuatu pada tempatnya. Mungkin, shahabat saya mengambil tema penelitiannya “Keputusan yang dibuat manusia / diambil oleh seseorang mempengaruhi kehidupan orang lain” atas dasar kontemplasi diri yang amat dalam. Terlepas dari itu semua, hadir pertanyaan kontemplasi diri ; Sampai kapan saya berlaku Bohong dan Tidak jujur pada diri sendiri?

Ikhwan dan Akhwat sejati

ikhwan sejati

seorang remaja pria bertanya kepada ibunya, ''ibu,ceritakan kepada ku tentang ikhwan sejati...!!'' sang ibu tersenyum dan menjawab....

ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari bahunya yg kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.

ikhwan sejati..... bukanlah di lihat dari suaranya yg lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.


ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersaahabatnya pada generasi muda bangsa.

ikhwan sejati.... bukanlah di lihat dari bagaimana dia d hormati di tempat kerja, tetapi bagaimana dia di hormati di dalam rumah.

ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

ikhwan sejati....bikanlah di lihat dari dadanya yg bidang, tetapi dari hati yg ada di balik itu.

ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari banyknya akhwat yg memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yg di cintainya.

ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari jumlah barbel yg di bebankan, tetapi dari tabahanya dia menghadapi lika-liku kehidupan.

ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari kerasnya membaca al-qur'an, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yg dia baca.

setelah itu,sang remaja pria kembali bertanya.siapakah yg dapat memenuhi kriteria
sprt itu ibu?'' sang ibu memberinya buku dan berkata....pelajari tentang dia.
ia pun mengambil buku itu,"MUHAMMAD" judul buku yg tertulis d buku itu.



akhwat sejati.....

seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, '' abi ceritakan pada ku tentang akhwat sejati?''
sang ayah pun menoleh dan kembali kemudian tersenyum. anakku...seorang akhwat sejati bukanlah
di lihat dari kecantikkan paras wajahnya,tetapi di lihat dari kecantikan hati yg ada di baliknya.

akhwat sejati....bikanlah di lihat dari bentuk tubuhnya,tetapi di lihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari begitu banyaknya kebaikkan yg ia berikan, tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikkan itu.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi di lihat dari apa yg sering mulutnya bicarakan.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari keahliannya berbahasa, tetapi di lihat dari bagaimana caranya berbicara.

sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya. ''Lantas apalagi abi???'' sahut putrinya. ketahuilah putri ku.....

akhwat sejati.....bukanlah di lihat dari keberaniannya dlm berpakaian, tetapi di lihat sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

akhawat sejati....bukanlah di lihat dari kekhawatiran di goda orang di jalan, tetapi di lihat dari kekhawatiran dirinyalah yg mengundang orang jadi tergoda.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yg ia jalani, tetapi di lihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dgn penuh rasa syukur.

dan ingatlah.....akhwat sejati bukan di lihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi di lihat sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari besarnya jilbab yg dia pakai, tetapi dari besarnya semangat jihad dalam dirinya.

akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari tertutup rapat tubuhnya, tetapi ketulusan hatinya menutupi aib saudaranya.

akhwat sejati......bukan di lihat dari lembut suaranya, tetapi kelembutan hatinya yg mudah menangis melihat kezholiman.

akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari manis senyumnya, tetapi manis hati yg peduli pada mereka yg membutuhkan.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari tunduk pandangannya, tetapi juga semangat menundukkan musuh2 Allah.

setelah itu sang anak kembali bertanya, ''siapakah yg dapat menjadi kriteria sprt itu,abi???''
sang ayah memberikan sebuah buku dan berkata,''pelajarilah mereka!''
sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan'' ISTRI RASULULLAH'',(muslimah sholehah)



Semoga kita semua bsaa mengambil hikmah dari percakapan ini.
Dan semoga kita bisa menjadi IKHWAN DAN AKHWAT SEJATI.
Amiin Yaa Rabb..

Fatwa-Fatwa Ulama

  1. Apakah menyentuh wanita membatalkan wudhu ? 
  2. Tidak Boleh Bagi Para Penuntut Ilmu Saling Menjelekkan [Jarh] Satu Sama Lain


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: Apakah menyentuh wanita membatalkan wudhu ?
Jawaban: Yang benar adalah bahwa menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu kecuali jika keluar sesuatu dari kemaluannya, hal ini berdasarkan riwayat shahih dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam, bahwasannya : Rasulullah mencium salah seorang istrinya lalu beliau melaksanakan shalat tanpa mengulang wudhu beliau. Karena pada dasarnya tidak ada sesuatu pun yang membatalkan wudhu hingga terdapat dalil yang jelas dan shahih yang menyatakan bahwa hal itu membatalkan wudhu, dan karena si pria dianggap telah menyempurnakan wudhunya sesuai dengan dalil syar'i. Sesuatu yang telah ditetapkan dalil syar'i tidak bisa dibantah kecuali dengan dalil syar'i pula. Jika ditanyakan bagaimana dengan firman Allah Ta'ala yang berbunyi : "…atau menyentuh perempuan." (An-Nisaa' : 43 dan Al-Maidah : 6)., maka jawabannya adalah Yang dimaksud dengan menyentuh dalam ayat ini adalah bersetubuh, sebagaimana disebutkan dalam riwayat shahih dari Ibnu Abbas.
Fatawa wa Rasa'il Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, 4/201.
[Kontributor : Rofiq Adam, 14 Agustus 2002 ]



Tidak Boleh Bagi Para Penuntut Ilmu Saling Menjelekkan [Jarh] Satu Sama Lain
Rabu, 3 Agustus 2005 17:22:12 WIB
Kategori : Akhlak
TIDAK BOLEH BAGI PARA PENUNTUT ILMU SALING MENJELEKKAN [JARH] SATU SAMA LAIN
OlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: “Bolehkah sebagian penuntut ilmu membiasakan : Menjelek-jelekkan satu sama lain serta menjauhkan dan memperingatkan manusia terhadap (penuntut ilmu) yang lain?
”Jawaban.Yang jelas perbuatan menjelek-jelekkan (jarh) oleh para ulama satu sama lain adalah perbuatan haram, bila seseorang tidak boleh mengghibah saudaranya mukmin walaupun bukan orang alim, maka bagaimana boleh meng-ghibah saudara-saudaranya yang beriman dari kalangan ulama??!Kewajiban insan mukmin adalah menahan lisannya dari mengghibah saudara-saudaranya mukminin. Allah Ta’ala berfirman.“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al-Hujurat: 12]Hendaknya orang yang ditimpa penyakit seperti ini (ghibah-pen) mengetahui bahwa jika ia menjarh seorang alim maka itu akan menjadi sebab ditolaknya kebenaran yang diucapkan oleh sang alim ini. Dan hendaknya ia juga mengetahui bahwa orang yang men-jarh seorang alim maka ia (sebenarnya) tidak men-jarh pribadinya, karena sesungguhnya ia telah menjelek-jelekkan warisan Rasulullah, karena sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi. Maka apabila para ulama telah di-jarh dan di "tikam" maka manusia tidak lagi mempercayai ilmu yang mereka miliki; yang merupakan warisan dari Rasulullah. Dan ketika itu, merekapun tidak lagi mempercayai syariat yang dibawa oleh sang alim yang telah di-jarh ini.Dan saya tidak mengatakan bahwa setiap alim itu ma’shum (bersih dari kesalahan), karena setiap insan dapat terjatuh dalam kesalahan. Jika anda melihat satu kesalahan seorang alim menurut keyakinan anda, lalu anda menghubunginya dan mencoba saling memahamkan, jika ternyata yang haq adalah dia, anda wajib menerimanya. Dan jika anda menemukan perkataannya ternyata salah maka wajiblah anda membantah dan menjelaskan kesalahannya, karena mendiamkan kesalahan tidak diperbolehkan. Akan tetapi anda jangan men-jarhnya sementara ia adalah seorang alim yang dikenal dengan niat baiknya. Dan jika memungkinkan anda mengatakan: “Sebagian orang mengatakan begini dan begini padahal pendapat ini adalah lemah.” Kemudian anda menjelaskan sisi kelemahannya dan kebenaran pendapat yang anda lihat, (maka) ini tentu lebih baik dan utama.Dan jika ingin men-jarh para ulama yang dikenal dengan niat baiknya disebabkan terpeleset dalam suatu kesalahan masalah agama, maka kita pasti akan men-jarh para ulama besar. Namun yang wajib (dilakukan) adalah seperti yang saya sebutkan. Bila anda melihat kesalahan dari seorang alim maka diskusikanlah dengannya. Jika anda yang benar maka ia harus mengikuti anda. Atau jika ternyata tidak jelas (pendapat yang benar) dan khilaf yang terjadi adalah khilaf yang dibenarkan maka saat itu anda harus menahan diri dan biarlah ia mengatakan pendapat yang ia katakan dan andapun mengatakan pendapat yang anda katakan.Khilaf itu terjadi bukan pada masa ini saja, bahkan telah terjadi sejak masa sahabat hingga hari ini. Namun jika telah jelas yang salah akan tetapi ia tetap bersikeras membela pendapatnya, maka anda wajib memperingatkan kesalahan tersebut, bukan atas dasar menjatuhkan orang itu dan keinginan balas dendam, sebab mungkin ia mengatakan perkataan yang benar pada masalah lain selain yang anda diskusikan bersamanya.Yang penting saya menasehati saudara-saudaraku untuk menjauhi musibah dan penyakit ini (meng-ghibah dan men-jarh –pen), saya mohon kepada Allah Ta’ala untuk diri saya dan mereka kesembuhan dari segala sesuatu yang dapat membuat kita tercela atau mencelakakan kita dalam agama dan dunia kita.
[Disalin dari kitab Ash-Shahwah Al-Islamiyah, edisi Indonesia Panduan Kebangkitan Islam, Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Bab VII, Perbedaan Pendapat (Khilaf) di Kalangan Ulama, Menuduh dan Merendahkan Para Dai, hal. 237-239, Terbitan Darul Haq]

Kedudukan Wanita Dalam Berdakwah

Kedudukan Wanita Dalam Berdakwah Mengajak Ke Jalan Allah
Selasa, 8 Juni 2004 17:50:16 WIB
Kategori : Ma'ruf Nahi Mungkar  
KEDUDUKAN WANITA DALAM BERDAKWAH MENGAJAK KE JALAN ALLAH
OlehSyaikh Abdul Aziz bin Baz


Pertanyaan.Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : "Apa pendapat Anda tentang wanita dan kegiatan dakwahnya untuk mengajak ke jalan Allah ?"
Jawaban.Kedudukannya sebagaimana kedudukan kaum laki-laki yang mempunyai kewajiban dakwah mengajak ke jalan Allah dan memerintahkan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran, karena teks Al-Qur'an dan Sunnah yang suci menunjukkan hal tersebut, sementara pendapat ulama dalam masalah tersebut juga sangat jelas.Maka seorang wanita berkewajiban untuk berdakwah ke jalan Allah, memerintahkan kepada perbuatan baik dan mencegah kemungkaran dengan adab yang Islami yang dituntut juga dari seorang lelaki.
Ia juga hendaknya tidak berpaling dari dakwah ke jalan Allah karena putus asa dan tidak sabar, akibat hinaan atau cacian dari beberapa orang. Akan tetapi ia harus bertahan dan bersabar walaupun ia melihat beberapa orang yang memperlihatkan suatu ejekan. Hendaklah ia menjaga perkara-perkara lain yakni menjadi suri tauladan dalam menjauhkan diri dari hal yang haram, menutup diri dari pandangan laki-laki selain mahram dan menjaukan diri dari ikhtilath.Lebih dari itu hendaknya dalam dakwahnya ia memperhatikan penjagaan diri dari segala yang diingkarinya. Saat berdakwah kepada kaum lelaki, hendaklah ia berdakwah dalam keadaan memakai hijab dan tidak berduaan dengan salah seorang dari mereka. Apabila berdakwah kepada kaum wanita, hendaklah ia berdakwah dengan hikmah dan menjadi orang yang bersih akhlaq dan perbuatannya sehingga mereka tidak menentangnya dan berkata : "Mengapa ia tidak memulai perbuatan baik dari dirinya sendiri".Hendakanya ia menjauhi pakaian yang bisa menimbulkan fitnah kepada orang lain dan menjauhi segala perkara yang bisa menimbulkan fitnah, dari mulai menampakkan keindahan tubuh, lemah lembut dalam berbicara dan segala yang diingkarinya dalam dakwahnya. Justru ia harus berdakwah ke jalan Allah dengan tetap menjaga kondisi yang tidak membahayakan agamanya dan menodai nama baiknya sendiri.[Majmu' Fatawa wa Rasail Mutanawwi'ah, Syaikh Bin Baz, 4/240][Disalin dari kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita-3, hal. 201, Darul Haq]

Jumat, 19 Maret 2010

PROMOSI

Di Mana Anda Dapatkan Wanita Shalihah?



Tidak diragukan lagi bahwa jiwa Anda pasti merindukan gadis idaman yang shalihah di antara umat ini. Pertanyaan yang muncul dari benakmu segera menyeruak penuh kerinduan dan antusias : “Di mana aku bisa mendapatkannya? Di mana tempat tinggalnya?”

Semua pertanyaan itu tentulah selalu terngiang di benak seorang pemuda muslim yang berakal dan teguh. Bahkan pertanyaan tersenbut sebagamiana jika seseorang hendak membeli rumah atau mobil, bukankah dia dan keluarganya bertanya secara detail dan jeli?

Wahai Pemuda!

Allah Azza wa Jala telah menjadikan tanda dan tempat bagi ahli kebaikan dan kebajikan. Begitupun dengan orang-orang fasik dan orang-orang gila. Tempat bagi wanita shalihah adalah di balik rumahnya. Dia tidak nampak sering keluar kecuali ketika darurat. Jika Anda melihatnya di pasar atau di jalan, dia mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya dalam menggunakan hijab. Anda dapat mendapatkannya di tempat shalat di sekolah atau di pondok. Anda mendapatkan dia di pondok tafizh bagi kaum wanita. Dan Anda bisa juga mendapatkannya di sekolah tahfizh bagi wanita. Anda juga mendapatkan yang semisal dengan mereka di kalangan wanita baik-baik.

Di mana lagi wanita-wanita shalihah dapat ditemui? Apa buah dari memiliki istri yang shalihah? Baca sampai tuntas dalam buku “Istri Shalihah, Anugerah Terindah” (Nikaahush Shalihat, Tsamaaruhu wa Aatsaaruhu-judul asli-) karangan Abdul Malik Al-Qasim terbitan Pustaka At-Tibyan Solo. Klik laman berikut untuk mendapatkan buku online, dapatkan juga buku-buku berkualitas di www.at-tibyan.com

Baca juga : Agar Suami Cemburu Padamu, Bekal bagi Para Istri Shalihah

IDOLA...?

Siapakah Idolamu?
 

“Salah seorang di antara kalian tidak akan beriman sebelum ia mencintaiku (Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam) lebih daripada mencintai anaknya sendiri, dari orang tuanya bahkan dari seluruh manusia.” (HR. Bukhari: 15, Muslim: 44)

Pada prinsipnya, setiap muslim mengidolakan Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam sebagai suri tauladan utama, karena itu merupakan konsekuensi dua kalimat syahadat yang menjadi syarat mutlak keislaman seseorang. Hanya saja, ibarat kata pepatah, ‘tak kenal maka tak sayang’. Dalam ungkapan Arab, “Manusia cenderung memusuhi apa yang belum dikenalnya.”

Mengidolakan Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam sebagai utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi setiap mukmin, sangat erat hubungannya dengan iman terhadap risalah beliau. Iman itu sendiri, tak bisa dipisahkan dari ilmu. Semakin mengenal kepribadian beliau, perikehidupan dan detail-detail tingkah laku beliau, akan semakin mendalam keimanan seorang mukmin terhadap beliau.

Sungguh ironis, umumnya generasi Islam sekarang ini pikirannya lebih banyak dijejali dengan berbagai kisah hidup tokoh dunia, hingga tokoh yang hingar bingar dengan dunia maksiat. Di sisi lain, pelajaran tentang sejarah hidup para tokoh Islam, termasuk di bagian paling puncaknya adalah sejarah Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam, tampak agak dikesampingkan. Tak jarang seorang muslim tidak mengenal sejarah nabinya sama sekali !

Diantara buku sirah nabawiyah perlu kita jadikan rujukan adalah “Sejarah Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam” terbitan Pustaka At-Tibyan, Solo.Buku ini disusun berdasarkan hadits-hadits otentik, oleh pakar ilmu sejarah dan tafsir, Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullaah Ta’ala. Dengan mempelajari sejarah Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam ini, diharapkan kecintaan kita terhadap pribadi beliau akan semakin tumbuh bersemi, sehingga memudahkan kita untuk memperoleh janji beliau yang tertuang dalam sebuah hadits:

“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.”

JIKA KITA SAKIT

HIKMAH SAKIT BAGI SEORANG MUKMIN


Rasulullah pernah mengatakan,“Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula.” (HR Muslim)

Nah …Itulah gambaran seorang mukmin. Setiap aktivitas dalam hidupnya selalu mendatangkan kebaikan. Dalam hadits itu rasulullah menjelaskan dua keadaan yang ada dalam diri manusia yaitu kesenangan dan kesedihan. Dua keadaan itu dapat membedakan mana yang termasuk orang mukmin dan orang yang tidak beriman . Mukmin selalu besyukur ketika mendapatkan kesenangan dan selalu bersabar ketika mendapatkan musibah.

Syukur ketika mendapatkan kebaikan/kesenangan adalah sesuatu mudah untuk dilakukan tetapi sabar ketika mendapatkan musibah adalah sesuatu sangat sulit untuk dilakukan. Hal itulah yang akan membedakan tingkat keimanan seseorang. Semakin besar ujian yang diterima dan dia dapat bersabar maka semakin tinggi pela derajat seseorang.

Salah satu ujian kesabaran bagi seorang muslim adalah sakit. Sakit bagi seorang memiki banyak hikmah, diantaranya:
1. Sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, “Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi.”
(HR. Tabrani).

2. Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan.” (HR. Muslim dari Aisyah ra).
3. Sebagai timbal baliknya, ia akan selamat dari siksa neraka. “Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka.” (HR. Al-Bazzar)

4. Selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Swt., Dzat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat.

5. Selalu mengingat nikmat Allah. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.

6. Pembersihan hati dari penyakit. Pendapat Ibnu Qayyim, “Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Karenanya, musibah dalam bentuk apapun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya. Akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, maka martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan. Pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.”

Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari hadits di atas dan bisa menjadi seorang muslim yang baik.

www.At-Tibyan,com

PENGUMUMAN

Yth. Member dan Pengunjung Setia
http://www.an-naba.com
Di tempat

Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah program layanan SMS Mutiara Hikmah Penyejuk Hati sudah berjalan sejak tanggal 1 Maret 2010 dan dikirm RUTIN kepada Antum setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Semoga program layanan tersebut dapat memberikan manfaat khususnya kepada member/pengunjung setia www.an-naba.com dan umumnya kepada seluruh umat Islam. Kami juga mohon doa Antum semua, semoga program tersebut dapat kami tingkatkan frekuensi pengirimannya dalam setiap pekan.

Saudaraku, program sms tersebut dapat Antum sebarkan keseluruh teman-teman Antum sebagai sarana syiar dan dakwah Islam. Saran dari kami: Jika Antum mendaftarkan teman Antum tolong teman antum tersebut diberitahu bahwa telah didaftarkan diprogram SMS Mutiara Hikmah Penyejuk Hati www.an-naba.com sehingga ketika kami mengirim sms, mereka dapat mengambil manfaat dan tidak menimbulkan fitnah bagi kami.^_^.
Oh ya, bagi yang belum mendaftar, silakan daftar ke www.an-naba.com/sms

Demikian Pemberitahuan ini, semoga dapat bermanfaat bagi Anda semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Pustaka An-Naba
Jl. Kyai Mojo no. 58
Solo, 57117
Indonesia

kajian dan fiqih


MENGHORMATI TAMU



عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت " . وفي رواية : بدل " الجار " " ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليصل رحمه "( متفق عليه ) “



Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi saw.: Siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, hendaknya menghormati tamunya. Dan siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian hendaknya menghubungi famili. Dan siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, harus berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari, Muslim)



Satu hal yang mestinya mengembirakan kita adalah apabila dikunjungi oleh sanak saudara, kerabat, sahabat, ataupun orang yang belum dikenal dengan suatu urusannya. Di tiap-tiap keluarga yang dititipi kecukupan dan kelayakan tempat tinggal, selalu disediakan ruang tamu. Lalu, ruang tamu pun dihiasi dengan kursi atau sofa tamu. Pada keluarga-keluarga tertentu, ada pula disediakan ruang untuk tamu biasa dan ruang khusus untuk tamu istimewa. Semua demi upayakan menyambut tamu dan memuaskannya.



Adab memuliakan tamu adalah adab kaum Muslim. Rasulullah saw selalu memuliakan tamunya, baik dari kalangan sahabat maupun dari kalangan rakyat biasa. Tamu yang datang diyakini sebagai pembawa rezeki dan penggugur dosa-dosa manakala ia pamit pulang. Di antara adab memuliakan tamu adalah menyambutnya dengan wajah menyenangkan, mempersilakannya duduk, menyuguhkan makan dan minum, dan memenuhi hak tamunya. Bahkan, ada anjuran seperti yang disampaikan Imam Bukhari bahwa tuan rumah hendaknya melayani tamunya sendiri seperti menyuguhkan minuman dengan membawa napan sendiri dari dapur ke ruangan tamu. Sikap ini menjadi penghormatan tertinggi tuan rumah terhadap tamunya.



Akan tetapi, saat ini tuan rumah lebih banyak mengandalkan pembantu. Ketika tamu pulang, tuan rumah hendaknya mengantarkan tamu sampai ke pintu atau kendaraannya. Tuan rumah tidak dianjurkan menutup pintu sebelum si tamu pergi. Demikianlah indahnya etika Islam dalam memuliakan tamu.

Rasulullah saw bersabda: "Seorang tamu datang beserta rezekinya, pergi membawa dosa-dosa tuan rumah, dan membersihkan dosa-dosa mereka." (HR Abu asy-Syaikh)



Sebaliknya, sungguh tidak disarankan kita menyambut tamu sambil bermuka masam atau berburuk sangka dengan maksud tamu kita.



Berdoa lebih utama ketika menyambut tamu-tamu tidak dikenal agar memperoleh perlindungan Allah SWT dari kejahatan para makhluk-Nya. Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang pentingnya menjamu tamu.



Suatu hari Rasulullah kedatangan seorang tamu dirumahnya. Dari penampilan tamu itu bisa langsung ditebak, bahwa ia orang yang sangat miskin. Waktu itu Rasulullah sedang bercakap – cakap dengan tamunya. “Saya sedang dalam kesempitan, ya Rasulullah. Tak ada sesuatupun yang aku punyai,” jelas tamu itu ketika ia dipersilahkan masuk kedalam rumah oleh Rasulullah. Begitu tamu itu duduk, Rasulullah langsung beranjak kebelakang menemui istrinya. Kepada istrinya dikatakannya bahwa ada tamu yang dalam kesusahan datang, “Kita sendiri tidak mempunyai apa – apa yang bisa kita berikan, yang ada hanya air putih saja.” Mendengar penjelasan istrinya itu, Rasulullah sedikit kecewa karena ia tak berkesempatan menjamu tamunya yang sedang dalam kesulitan. Rasulullah balik keruang tamu menemui para sahabatnya. “Siapa diantara kalian yang bersedia menjamu tamu malam ini ? Ia akan beroleh rahmat Allah S.W.T.”



“Saya, ya Rasulullah. Biarlah tamu itu menginap dirumahku saja.” Salah satu diantara para sahabat Nabi itu menawarkan diri, yaitu orang Anshar. Orang Anshar itu pulanglah. Sesampai dirumah ia menemui istrinya dan bertanya kepadanya tentang apa yang mereka miliki hari itu. “Ya, istriku. Tadi aku menyanggupi tawaran Rasulullah untuk menjamu tamunya yang sedang dalam kesulitan malam ini. Adakah makanan yang dapat kita jamukan untuk tamu kita itu ?” “Sesungguhnya yang kita miliki cuma nasi untuk anak kita saja. Kalau ini kita sajikan, maka anak kita tidak dapat makanan malam ini.” “Kalau begitu bujuklah anak kita untuk segera tidur agar ia tidak merasa kelaparan.” “Tapi bagaimana ya, Nasi itu tinggal sedikit saja, tidak cukup untuk berdua.”

“Begini saja, waktu tamu itu sudah datang, dan pada saat saya persilahkan makan, kamu pura – pura tidak sengaja mengibaskan lilin itu sehingga padam. Nanti, tamu itu kita persilahkan makan pada waktu gelap. Saya akan menemaninya sambil berpura – pura makan juga.

Bila selesai ia makan, maka usahakan lilin sudah bisa dinyalakan.” “Baiklah ya suamiku, aku akan melakukan hal yang seperti itu.” Pada waktu tamu itu datang, maka dilaksanakanlah sandiwara tersebut.



Esok harinya ketika orang Anshar dan istrinya bertemu Nabi, sebelum sempat berkata apa – apa. Nabi langsung tersenyum sambil berkata kepda mereka, “Aku benar-benar kagum dan hormat terhadap usaha kalian berdua kepada tamumu semalam itu.”



Allah SWT berfirman yang berkenaan dengan tamu: Sudah sampaikah padamu cerita tentang tamu Ibrahim yang dimuliakan? Ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaman." Ibrahim menjawab: "Salamun, (kalian) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya lalu dibawanya daging bakar dari anak sapi yang gemuk dan dihidangkannya kepada mereka, Ibrahim berkata: "Tidakkah kalian makan?" (Adz-Dzariyat: 24 - 27)



Syaikh Salim Al-Hilali hafidhahullah menerangkan panjang lebar firman Allah di atas dalam kitabnya Bahjatun Nadhirin. Ia mengatakan: "Ini adalah kisah tentang malaikat-malaikat yang mulia. Mereka mendatangi Ibrahim `alaihis salam untuk menyampaikan berita gembira tentang kelahiran Ishaq dan anaknya Ya`qub. Mereka lantas mengucapkan salam dan Ibrahim pun menjawabnya dengan sebaik-baiknya. Beliau tidak mengenali mereka sebab mereka datang dalam bentuk pemuda tampan, beliau sangka mereka adalah tamu-tamu sehingga beliau berkeinginan menjamu mereka dan memang beliaulah yang pertama kali menjamu tamu.

Beliau menyelinap dengan sembunyi-sembunyi dan dengan segera beliau datang dengan membawa daging panggang dari sapi yang gemuk. Itulah makanan terbaik yang dimiliki yang beliau panggang di atas batu panggang.



Kemudian beliau mendekatkannya kepada mereka dan mempersilahkan dengan ungkapan yang lembut dan penghormatan yang bagus:

‘Tidakkah kalian makan?’ “ Dalam ayat-ayat ini terkandung adab menjamu tamu.



Beliau (Ibrahim ‘alaihis salam) datang dengan segera membawa makanan tanpa mereka (para tamu) sadari dan tanpa mengharap sebelumnya karena ungkapan (tuan rumah): ‘Kami akan menghidangkan makan’, tetapi dengan cepat dan sembunyi-sembunyi, beliau menjamu tamunya dengan seutama-utama apa yang beliau dapati dari hartanya lalu beliau dekatkan dengan cara yang baik di hadapan mereka. Tidak dengan meletakkannya lalu berkata: "Silahkan mendekat!" Tidak pula dengan perintah yang memberatkan pendengar dalam sighat jazm, tetapi beliau mengucapkan: "Tidakkah kalian makan?"

Kamis, 11 Maret 2010

kajian

Rahmat Allah swt Mengalahkan Kemurkaan Nya
Senin, 01 Maret 2010


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ وَهُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ وَهُوَ وَضَعَ عِنْدَهُ عَلَى اْلعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ

( صحيح البخاري )

“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia (Allah) menulis atas diriNya, lalu Dia swt meletakkan di sisi Nya pada Arasy : "Sesungguhnya rahmat Ku mengalahkan kemurkaan Ku”. ( Shahih Al Bukhari )


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلِلّه الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذِه الْمُنَاسَبَةِ اْلعَظِيْمَةِ وَفِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha berhak atas segala pujian .
Semakin seseorang memahami hakikat kehidupannya dan merenungkan darimana ia datang dan bagaimana ia memulai kehidupannya, dan ia mendengar tuntunan Ilahi bahwa Allah yang menghidupkannya. Dialah ( Allah ) pemilik diriku dan diri kalian , pemilik nafasku dan nafas kalian , pemilik panca inderaku dan kalian , Dialah ( Allah ) Maha berhak untuk dipuji dan memang paling pantas dipuji dan tiada yang lebih terpuji daripada yang paling banyak memuji Allah. Manusia yang paling banyak memuji Allah adalah sayyidina Muhammd , makhluk yang paling banyak memuji Allah adalah sayyidina Muhammad , makhluk yang paling banyak dipuji Allah adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , makhluk yang paling banyak pengikutnya yang memuji Allah adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , pemimpin orang-orang yang memuji Allah adalah Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ,


Semoga Allah subhanahu wata’ala menaungiku dan kalian dengan cahaya keterpujian Ilahi dalam setiap nafas kita , dalam hari-hari kita , dan dalam kehidupan kita . Allah Yang Maha Dermawan melimpahkan kedamaian sepanjang waktu dan zaman , genggaman kedermawanan Ilahi tiada pernah tertutup kecuali dilimpahkan ke barat dan timur dari generasi ke generasi , memberi dan terus memberi , meminjamkan dan terus meminjamkan , mengampuni dan terus mengampuni , menyeru dan terus menyeru itulah Allah subhanahu wata’ala .


Hadirin hadirat , samudera pengampunan Ilahi tiada pernah tertutup , pintu taubatNya memanggil para pendosa untuk sampai kepada pengampunan dan maaf . Maka adakah yang lebih merugi dari yang menolak cinta Allah ?!, adakah yang lebih hancur lebur kehidupan dunia dan akhiratnya tiada berguna melebihi mereka yang menolak untuk dicintai Allah ?!, adakah kita melakukan apa-apa yang dicintai Allah ? bagaimana keadaan siang dan malam kita, bagaimana kabar setiap nafas kita, bagaimana kabar setiap kalimat yang kita ucapkan apakah itu menjawab cinta Ilahi atau mengundang kemurkaan-Nya, atau mengundang kecemburuan Allah, atau menyakiti perasaan Allah ?!. Hadirin hadirat, kita selalu mengadu kepada Allah atas kelemahan kita dalam taat, semoga Allah terus memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk selalu berada dalam keluhuran.


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang telah disabdakan oleh nabi akhir zaman dan tiada nabi setelah beliau, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , yang bersabda :

لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ وَهُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ وَهُوَ وَضع عِنْدَهُ عَلَى اْلعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ

( صحيح البخاري )


Maka ketika Allah telah menciptakan alam semesta dan segenap ciptaan , lalu Allah menulis di ‘arsy , alam yang tertinggi dari semua alam yang diciptakan Allah dengan tulisan :

رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ

“ Kelembutan dan kasih sayang-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”


Maksudnya apa? yaitu setiap hal yang dimurkai Allah, bukan tidak ada hal yang dimurkai Allah, banyak hal yang dimurkai Allah jika kita perbuat , namun Allah memberi kejelasan pada setiap para pendosa bahwa Allah akan bersabar dan mengampuni serta menyayangi jika mereka mau bertobat dan kembali kepada kelembutan-Nya.


Demikian indahnya Allah , ingin memperkenalkan kepada kita inilah (Aku) Rabbul ‘alamin yang mempunyai sifat murka , tapi kasih sayang-Ku jauh lebih besar daripada kemurkaan-Ku. Maka mereka yang memilih jalan kemurkaan Allah itu salah mereka sendiri, namun jika ia terjebak dalam kemurakaan Allah sebab perbuatannya, maka ketahuliah bahwa kasih sayang-Nya lebih besar dari kemurkaan-Nya.


Hadirin hadirat alangkah indahnya Allah mengenalkan Dzat-Nya kepada kita , maka beruntunglah yang memahaminya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Allah subhanahu wata’ala berfirman kepada malaikat di dalam hadits Qudsy : “ Ketika hamba-Ku berniat ingin berbuat dosa maka janganlah terlebih dahulu ditulis dosanya, dan jika ia telah berbuat dosa maka tuliskan satu dosa baginya. Dan jika hamba-Ku berniat untuk berbuat baik maka tulis baginya satu pahala sebelum ia melakukannya , dan jika ia melakukannya maka lipatgandakan pahalanya sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat”.( Shahih Al Bukhari)


Begitulah Allah subhanahu wata’ala memanjakan kita , adakah yang lebih memanjakan kita melebihi Allah , adakah yang lebih berlemah lembut dan menginginkan cinta kita melebihi Allah?! . Allah tidak butuh pada setiap hambaNya, namun Allah meminta kita untuk mencintaiNya , Allah melamar kita untuk menjadi hamba yang yang dicintai-Nya . Hadirin hadirat, lamaran Ilahi setiap waktu dan saat mengangkat setiap hamba yang ingin berfikir akan hal ini untuk semakin menaiki tangga-tangga derajat mahabbah, tangga-tangga keluhuran cinta kepada Allah, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

اَلدُّنيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ اْلكَافِرِ

“ Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir ”


Maksudnya adalah seluas-luas kenikmatan yang didapatkan seorang hamba yang beriman dan rindu kepada Allah, ia tetap merasa berada dalam penjara dan kesulitan karena dahsyatnya kerinduannya kepada Allah subhanahu wata’ala, dahsyatnya rindu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam tafsir Al Imam At Thabary Ar bahwa ketika salah seorang sahabat dari kalangan baduwi ( orang dusun ) ia mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surat Al Insan sampai ayat terakhir.


Surat ini lebih banyak menceritakan tentang kenikmatan, dan keindahan surga. Maka berkatalah seorang baduwy itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “ Wahai Rasulullah apakah mataku ini akan memandangmu kelak di sorga?, engkau sudah menceritakan keindahan surga tapi apakah mataku ini akan memandangmu disana, keindahan surga tidak aku pedulikan karena jika aku tidak memandang wajahmu maka percuma aku masuk ke dalam surga”.


Karena cintanya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam , dan iapun mengulang pertanyaannya: “wahai Rasulullah apakah mataku akan memandang di surga?” maka Rasulullah berkata : “ ya , kau akan melihat aku kelak di surga ”, maka orang baduwy itu terjatuh pingsan karena cinta dan tangisnya, gembira karena telah dijanjikan oleh sang nabi untuk berjumpa dengan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , untuk melihat wajah nabi Muhammad . Demikian cintanya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , dan ketika orang ini wafat rasul pun memanjakannya, rasul yang menurunkan jenazahnya kedalam kubur, lalu rasul memangkunya sesaat kemudian beliau membaca ayat :

إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا

( الإنسان : 22 )

“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)”. ( Al Insan:22)


Maka sayyidina Abdullah bin Umar berkata : “ Wahai Rasulullah siapa orang ini...dia bukanlah orang yang menonjol diantara para sahabat sehingga kau membacakan ayat ini dan kau sangat memanjakan dia, apa yang dia lakukan ? , perjelas wahai Rasul”, maka Rasul berkata : “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya (Allah) , sungguh orang itu saat ini sedang diberdirikan di hadapan Allah subhanahu wata’ala dan Allah berkata : “ Aku akan mensucikan dan menyinari wajahmu” , kenapa ? karena cintanya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.


Dan hewan-hewan pun mencintai Rasululullah, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Al Habib Salim bin Umar Al Hamid bagaimana Abdurrahman Ad Dibaa’i menjelaskan riwayat hamba-hamba yang cinta kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ketika onta-onta mendekati Madinah Al Munawwarah, berkata Al Imam Abdurrahman Ad Dibaa’i : “ Jangan kau pegangi onta yang sedang mengarah ke Madinah , karena onta itu bergegas dengan kencang dan jangan tahan kekencangannya karena yang mengendalikannya adalah rindunya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”.


Semua onta ketika memasuki Madinah Al Munawwarah onta-onta itu pun mengalirkan air mata hingga saat ini, kenapa? karena mengetahui bahwa itu adalah kota sayyidina Muhammad , apakah hewan mengenal beliau ? ya , hewan mengenal beliau , tumbuhan mengenal beliau, bebatuan mengenal beliau , langit dan bumi semuanya mengenal beliau , sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari :

‏ ‏إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا ‏جِبْرِيْلَ ‏فَقَالَ إِنِّيْ أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ ‏‏ثُمَّ يُنَادِيْ فِي السَّمَاءِ فَيَقُوْلُ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلّانًا فَأَحِبُّوْهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ

“Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai fulan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya”


Maka orang yang paling dicintai Allah adalah sayyidina Muhammad (saw). Diriwayatkan dalam sirah (kitab sejarah nabi saw), ketika seekor onta besar yang mengamuk di Madinah Al Munawarah , tentunya jika binatang mengamuk maka ia akan beringas , maka mulut onta itu berbusa karena marah dan onta itu pun dijerat di dalam suatu kandang, dilaporkan bahwa onta besar di Madinah mengamuk, maka sampailah kabar kepada Rasulullah , maka Rasulullah berkata : “ tunjukkan aku pada onta itu ” , maka sahabat berkata : “ onta itu dijerat dalam kandang ini wahai Rasulullah” , Rasulullah berkata : “Bukalah pintunya”, maka sahabat pun berkata : “ wahai Rasulullah , onta itu sedang mengamuk dan beringas , nanti ia akan melukaimu”, rasulullah berkata: “ bukakan pintunya”!!. Semua hewan dan tumbuhan dan semua makhluk Allah mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .


Ketika pintu kandang itu dibukakan , onta yang berada jauh dari pintu itu kelihatan sedang beringas , merah matanya dan berbusa mulutnya, tetapi ketika melihat wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , ia pun tertunduk tunduk lari mendekat mencium kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , melihat wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , wajah makhluk yang paling indah dari semua makhluk ciptaan Allah , orang yang paling ramah dan tenang dan onta itu pun tahu bahwa inilah pimpinan seluruh manusia , orang yang paling dicintai Allah .


Kita bisa bayangkan seekor binatang yang sedang mengamuk, mungkin disini kita jarang melihat onta , jika kita melihat kuda atau kerbau yang mengamuk saja tentunya kita akan risau , padahal onta jika berdiri tingginya dua kali lebih tinggi dari kerbau, bayangkan saja jika mengamuk maka seperti apa buasnya, dalam keadaan seperti itu ia berlari tertunduk-tunduk mendekat menciumi kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hilang marahnya ketika memandang wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah semulia-mulia idola kita , maka jangan memilih idola yang lain , karena idola kita yang lain, apalagi orang yang tidak pernah sujud kepada Allah , jika kita menjadikannya idola maka itu akan menjadikan musibah kelak di hari kiamat , di dalam Atsar sahabat dijelaskan bahwa: “Walaupun seorang hamba beribadah ratusan tahun di hadapan Ka’bah, tetap ia tidak akan dikumpulkan kecuali bersama dengan orang yang ia cintai”. Hadirin hadirat , ucapan ini diperkuat dengan riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim :

اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“ Seseorang bersama dengan orang yang dicintainya”


Jika ada yang berkata “orang seperti aku ini belum pantas cinta kepada Rasulullah”, kalau belum pantas mencintai Rasul , maka tidak terpilih menjadi ummatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Semua ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sudah dihalalkan oleh Allah untuk mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mereka yang masuk Islam pun karena mengenal dan mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan hingga musuh-musuhnya berkata : “ bahwa beliau itu tidak mempunyai wajah pendusta ”, karena wajah yang demikian polos dan jujur.


Hadirin hadirat , Allah subhanahu wata’ala menyiapkan keluhuran bagi hamba-hambaNya yang mau membenahi dirinya, Allah subhanahu wata’ala Maha berlemah lembut kepada segenap hamba-Nya, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika seorang hamba yang wafat dan sebelum wafatnya ia tobat kepada Allah kemudian ia menyesal karena tidak pernah beribadah kepada Allah , maka ia berwasiat kepada anak dan istrinya “jika ia meninggal agar tidak dimandikan , dan dikafani serta dikuburkan tetapi bakarlah kemudian debunya buang di laut sebagian dan buang di darat sebagian” , anaknya berkata : “ kenapa ayah ?” , dia menjawab: “ tidak pantas aku dishalatkan dan dikuburkan dengan mulia karena aku tidak pernah berbuat amal shalih”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika wafat ia dihadapkan kepada Allah dan ditanya : “mengapa engkau berbuat demikian wahai hamba-Ku ?” , ia menjawab : “ aku malu pada-Mu wahai Allah” , maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa-dosanya karena ia malu kepada Allah .


Maka janganlah menunggu sakaratul maut untuk malu kepada Allah , mulai sekarang malulah, aku bernafas dan setiap nafas ini adalah lambang cinta-Mu kepadaku wahai Allah, setiap detak jantungku adalah lambang kasih sayang-Mu kepadaku wahai Allah , dan sepanjang siang dan malam aku terus berdosa dan berbuat salah wahai Allah , maka kemana aku akan mengadu jika tidak kepada-Mu wahai Allah , seraya berfirman dalam hadits qudsy riwayat Shahih Al Bukhari :

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَالَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Aku siapkan untuk hamba-hambaKu hal-hal yang belum pernah terlihat mata , dan tiada pernah terdengar oleh mata serta tiada pernah terlintas pada fikiran manusia”


Hal ini bagi mereka yang hari-harinya banyak tertimpa kesedihan , ingatlah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Allah dibelakang kehidupan kita apakah kebaikan yang abadi atau kehinaan yang abadi wal’iyadzubillah . Allah subhanahu wata’ala berfirman :

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

( السجدة : 17)

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. As Sajadah : 17 )


Semoga Allah menjadikan kita dalam kelompok mereka . Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah di dalam Shahih Al Bukhari ketika sayyyidina Sa’ad Ra yang sangat pencemburu dan cinta kepada istrinya berkata kepada para sahabat nabi : “ kalau ada seseorang yang berani mendekati istriku , maka akan kutebas dengan pedang ini” , maka para shahabat datang kepada Rasulullah dan berkata : “ wahai Rasulullah Sa’ad marah dan berkata jika ada oarng yang mendekati istrinya maka akan ditebas dengan pedangnya” , maka Rasulullah berkata:

أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدَ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهَ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ

“ Apakah kalian heran dengan cinta dan cemburunya Sa’ad kepada istrinya ? , aku lebih cinta dan cemburu kepada kalian daripada Sa’ad kepada istrinya , dan Allah lebih cinta dan cemburu kepada kalian daripada aku ”


Demikian indahnya cinta nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ummatnya . Oleh sebab itu kita tidak bisa menyembah kepada selain Allah , karena Allah akan murka Allah ingin kita hanya untuk-Nya subhanahu wata’ala , hanya menyembah-Nya , hanya bersujud kepada-Nya, karena alam semesta ini milik-Nya , karena kerajaan jagad raya ini berada digenggaman-Nya , karena setiap detak nafas kita dan seluruh kejadian di alam semesta, putaran langit dan bumi dan semua kejadian ini ada dalam pengaturan tunggalnya , maka jawablah panggilan-panggilan kesucian Ilahi untuk membenahi diri kita ,membenahi rumah tangga kita, membenahi keluarga kita , membenahi kerabat dan teman kita , singkirkan dari tuntunan-tuntunan yang berpaling dari kebenaran , jangan biarkan orang lain terjebak dalam kehinaan , diantara teman kita ada yang berzina , yang berjudi dan yang terjebak narkotika , semua itu adalah ladang bagi kita untuk mencapai keridhaan Allah .


Selamatkan mereka pada keluhuran , karena dengan hal itu kita akan mendapatkan pahala, berhasil ataupun tidak . Banyak keluhan kepada saya “ mengapa Ibu saya begitu jahatnya , mengapa ayah saya banyak berzina, mengapa ibu saya banyak berzina , mengapa ayah saya banyak berjudi”, dan lain sebagainya .


Hadirin hadirat , ingatlah bahwa kita mendapatkan pahala jihad dengan berbakti kepada orang tua kita , barangkali buruknya amal mereka adalah ladang Ilahi untuk kita supaya kita bisa mencapai kemuliaan jihad yang dengan itu taubatnya ayah dan ibu kita ada di tangan kita . Sebagaimana diriwayatkan dalam Shaih Al Bukahri bahwa Abu Hurairah Ra datang kepada Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam dan ia menangis , maka Rasulullah bertanya : “ wahai Abu Hurairah , engkau datang dengan wajah yang kusam , apa yang telah membuatmu menangis ?” , maka Abu Hurairah berkata : “ Ibuku tidak mau makan, karena ia tidak mau aku masuk Islam, jika aku tidak keluar dari Islam dia tetap tidak mau makan ,wahai Rasulullah doakanlah Ibuku supaya mendapatkan hidayah” , maka Rasulullah berdoa:

اَللّهُمَّ اهْدِ لِأُمِّ أَبِيْ هُرَيْرَةَ

“ Ya Allah berilah hidayah untuk ibu Abi Hurairah”


Maka setelah itu Abu Hurairah kembali ke rumahnya, dan beberapa menit kemudian ia kembali kepada Rasulullah dengan wajah yang cerah, maka Rasulullah berkata: “ Wahai Abu Hurairah kau datang dengan wajah yang berbeda seperti tadi, tadi kusam sekarang gembira apa yang terjadi” ? Abu Hurairah berkata: “ wahai Rasulullah ibuku masuk Islam di tanganku” , maka Rasulullah berdoa “ Ya Allah limpahkan pengampunan dan rahmat-Mu kepada Abu Hurairah dan ibunya dan ampuni serta kasihani juga orang-orang yang mendoakan Abu Hurairah dan Ibunya” , maka berkata sayyidina Anas bin Malik : “ sejak aku mendengar doa itu dari Rasulullah maka tidak henti-hentinya aku mendoakan Abu Hurairah Ra”, karena orang-orang yang mencintai Abu Hurairah dan mendoakan Abu Hurairah didoakan oleh rasul agar disayangi oleh Allah.


http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=269&Itemid=1

KISAH

BERHUTANG DEMI CINTA

 
Kisah Bilal R.a. Berutang kepada Seorang Musrik untuk Berkhidmat kepada Nabi saw.



Pada suatu ketika Bilal r.a. di Tanya ”Bagaimanakah biaya keperluan Nabi saw.?” Jawabnya. “Beliau saw. Tidak pernah menyimpan sesuatu untuk esok hari. Akulah yang mengurusnya. Sudah menjadi kebiasaan Nabi saw., Jika beliau didatangi seseorang yang kelaparan, maka bila tidak ada biaya, beliau akan berkata kepadaku,”Pinjamlah dari siapa saja agar dapat memberi makan orang itu.”Lalu kan kupenuhi keperluan orang itu dengan berutang. Jika ada orang dating tanpa pakaian, maka beliau saw. Akan berkata,”Pinjamlah dari siapa saja agar dapat membelikan baju untuk orang itu.”Lalu aku carikan pakaian untuknya dengan berutang. Inilah kebiasaan Rasulullah saw. Pada suatu hari, seorang musyrik dating menemuiku. Ia berkata,”Aku telah memperoleh banyak rezeki. Jika kamu perlu uang, jangan meminjam dari orang lain, pinjamlah dariku.”Aku senang dengan tawaran itu, aku pun meminjam uangnya untuk keperluan Nabi saw.

Suatu ketika, setelah aku berwudhu untuk adzan, tiba-tiba datanglah orang musyrik itu dengan kelompoknya. Ia berteriak,”Hai orang Habsyi!” Aku pun menoleh lalu menjumpainya. Ia langsung memaki dan berkata kasar kepadaku. Katanya,”Tinggal berapa hari lagi bulan ini?” Jawabku,”Sudah hamper habis.” Ia berkata,”Bulan ini tinggal empat hari lagi. Jika kamu tidk membayar utangm dalam empat hari ini, maka aku akan menjadikan dirimu sebagai budakku dan kamu harus mengembalakan kambing seperti dahulu.”Setelah berkata demikian, ia pun pergi meninggalkanku.

Sepanjang hari aku sangat sedih memikirkan hl itu. Setelah shalat Isya, aku mendekati Nabi saw. Kuceritakan seluruh kejadian tersebut kepada beliau. Aku berkta,”Ya Rasulullah, sekarang engkau tidak memiliki apapun untuk melunasi utangku. Aku juga tidak memiliki apa-apa untuk membayarnya. Si musyrik itu pasti akan menghinaku lagi. Oleh karena itu, Jika diizinkan, aku akan pergi dari sini sampai mendapatkan uang untuk membayar utang itu. Jika engkau memanggilku, aku akan segera dating.”Setelah kuucapkan hal tersebut kepada beliau saw., aku segera pulang. Kupersiapkan pedang, perisai, sepatu, dan barang-barang lainnya untuk keberangkatan esok harinya.

Ketika Shubuh hampir tiba, datanglah seseorang dan berkata,”Cepatlah, Nabi ingin menjumpaimu.” Aku segera pergi. Setibanya disana, kulihat ada empat ekor unta penuh muatan sedang duduk. Nabi saw. Bersabda,”Ada kabar gembira untukmu, wahai Bilal. Allah memberikan karunia-Nya untuk membayar utangmu. Ambillah unta-unta itu beserta muatannya, barang ini telah dikirim sebagai hadiah untukku dari pemimpin kaum Fadak atas nazarnya.”Aku pun mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt., lalu segera aku bayar semua utangku. Pada saat itu, Nabi saw. Masih menunggu di masjid. Aku kemnbali ke mesjid menjumpai Nabi saw. Aku berkata,”Alhamdulillah, dengan berkah engkau utangku dapat terbayar, ya Rasulullah. Dan sekarang tidak ada lagi utang yang tersisa.”Beliau saw. Bertanya,”Apakah masih tersisa barang-barang itu?”Sahutku,Ya” ada sedikit tersisa.”Nabi saw. Berkata,”Sisa barang-barang itu pun harus kamu bagikan sampai habis, sehingga aku dapat tenang. Aku tidak akan pulang sebelum barang itu habis dibagikan.” Kemudian aku pergi untuk membagi-bagikan barang tersebut. Setelah shalat Isya, Nabi saw. Bertanya kepadaku,”Apakah masih ada sisa dari yang kukatakan tadi?” Jawabku,” Ada sedikit sisa, belum dating yang memerlukannya.”Maka nabi saw. Kembali beristirahat di masjid. Keesokan harinya, setelah shalat Isya, Nabi saw. Bertanya lagi,”Apakah masih ada sisa barang dari yang kukatakan kemarin?” Jawabku,” Allah telah memberkati engkau dengan ketentraman jiwa. Semua barang-barang itu telah habis dibagikan.”Mendengar kabar tersebut, beliau saw. Memuji dan bersyukur kepada Allah swt. Rasulullah saw. Sangat takut jika nyawa beliau dicabut, sedangkan masih ada sisa harta yang menjadi miliknya. Barulah pada malam itu Nabi saw. Kembali ke rumanya menemui istri-istri beliau. (Badzlul-Majhud).

Akidah

Jin Dari Api, Apakah Diadzab Di Neraka?


Pertanyaan:
Apakah jin yang beriman akan masuk surga? Jika memang benar bahwa jin itu diciptakan dari api, lalu bagaimana mungkin jin yang kafir dapat diadzab di neraka?

Syaikh Dr. Abdullah bin Jibrin Rahimahullah* menjawab:
Tidak diragukan lagi bahwa jin yang beriman akan mendapatkan ganjaran yang baik di akhirat yang sesuai bagi mereka. Dan tidak ragu lagi bahwa jin yang kafir akan dihukum. Sebagaimana firman Allah Ta’ala ketika menceritakan tentang jin:

وأنا مِنَّا المسلمون ومنَّا القاسطون فمن أسلم فأولئك تحروا رشدا. وأما القاسطون فكانوا لجهنم حطبا

“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam” (QS. Al Jin: 14-15)

Adapun mengenai keadaan mereka yang tercipta dari api, hal ini tidak menghalangi adzab neraka. Karena api neraka 70 kali lebih panas dari api di dunia. Dan sangat dimungkin juga terdapat api khusus untuk mereka di neraka. Intinya, keadaan di akhirat berbeda dengan keadaan di dunia. Silakan merujuk pada Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah untuk penjelasan tambahan.



(Diterjemahkan oleh Yulian Purnama dari Fatawa Asy Syaikh Ibnu Jibrin, 18/2, Asy Syamilah)

*) Beliau adalah salah seorang ulama zaman ini. Beliau pernah menjadi anggota Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta (Komisi Tetap Bidang Penelitian dan Fatwa, Saudi Arabia). Beliau berguru pada ulama-ulama besar Islam semisal Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, Syaikh Muhammad bin Ismail Al Anshari, dan Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahumullah. Beliau telah wafat tahun lalu, bertepatan dengan 20 Rajab 1430 H, semoga Allah merahmati beliau.

Minggu, 07 Maret 2010

KISAH

Bukakan Pintumu…!

Oleh Syarif Niskala (also blogged at syarifniskala.com)


Banyak pemilik rumah yang menjadikan pintu tidak hanya sebagai satu-satunya akses resmi keluar-masuk. Saya teringat, salah seorang pemilik perusahaan gas bius terkemuka di Indonesia membuat sebuah pintu salah satu rumahnya seharga tempat tinggal saya. Memang nyaman memandang sebuah pintu yang indah. Memang membanggakan memiliki sebuah pintu yang unik. Tapi pintu adalah pintu. Dia hanya berguna jika bisa dibuka. Jika tidak, sebaiknya diganti tembok saja.

Selasa sore yang dingin di kota kembang. Hujan agak deras menemani perjalanan pulang kerja dari gerbang kantor hingga depan pintu rumah. Seperti biasa, sang permaisuri mengondisikan pintu rumah setengah terbuka sebagai tanda dia siap menerima kedatangan saya. Juga untuk memudahkan dua putra yang senantiasa berhamburan sambil berteriak saat mendengar deru motor memasuki halaman. Rutinitas yang memesona senantiasa terjadi di depan pintu. Celoteh anak usia 4 tahun menyapa dan melapor, mata berbinar anak usia 7 tahun yang seringkali bertingkah lucu untuk menarik perhatian, serta senyum termanis tuan putri. Seperti inikah suasana pintu surga nanti…?

Sejumput waktu setelah mandi, sang istri bertanya, “Bi … bapak yang tadi minta makan mana? Kok tidak ada…. Mama sudah siapkan nasi, lauk, dan air minum untuk dibawa”. “Wah, dari tadi Abi tidak lihat, Ma. Mungkin kelamaan nunggunya atau dia tidak mendengar suara Mama sewaktu memintanya menunggu”. “Sudah terdengar iqamah, Abi ke masjid dulu ya” saya menyudahi perbincangan singkat. “Ma, simpan saja di kursi teras, siapa tahu bapak yang tadi lewat lagi dan melihatnya.”

Memasuki masjid, mata saya tertumbuk seorang laki-laki berpakaian basah, gesture sangat lelah, berdiri di shaf terakhir tetapi menyendiri dekat dinding, tidak merapat dengan jemaah yang lain. Selepas salam, pojok kanan mata saya menyelidik body language pria seusia saya itu. Dzikir saya terputus-putus karena memperhatikan dia sedang khusyu sekali berdoa. Ketika dia bangkit hendak keluar masjid, saya tahu dia sangat lapar. Tengadah tangannya saat berdoa tadi agak menggeletar, persis seperti saya berpuasa di awal ramadhan. Langkahnya agak berat dan dia memegangi perutnya sesekali.

Cepat saya bangkit dan berjalan agar dapat berdampingan hingga ke teras masjid. “Bapak, tadi mendatangi rumah berpagar kuning ya?” tanya saya. “Ya. Saya lapar sekali, dan karena hanya pintu rumah itu yang terbuka, maka saya meminta makanan. Tapi tidak diberi” jawabnya lemah sambil menunduk. “Kalau begitu, saya antar ya ke rumah itu. Ibu yang punya rumah telah menyiapkan makanan untuk Bapak” saya mengajak sambil meminta pengertian murid-murid ngaji yang sudah berbaris rapi. Di jalan saya mengumpulkan beberapa informasi terkait pria malang ini. Setelah makan, minum teh hangat manis; saya membungkuskan sebuah kaos bersih dan jaket karena saya lihat pakaiannya basah dan udara sangat dingin. Sambil titip salam untuk keluarganya di kampung Pamijahan – Tasikmalaya, saya memberinya 100% uang ongkos pulang dan uang cadangan 50%. Nasihat saya padanya hanya satu, bersabarlah dalam mencari rizki.

---

Sahabat-sahabat yang budiman.

Dari 53 pintu rumah yang menghadap ke jalan Jembar III itu, mungkin hanya satu pintu yang sedang terbuka saat lelaki malang itu memberanikan diri meminta makanan. Itulah keberuntungan bagi dirinya. Itulah pula keberuntungan bagi penghuni rumah. Dengan membuka pintu rumah saat kondisi keamanan baik, maka Tuhan mengantarkan seseorang agar kita dapat berbuat baik padanya. Jika pengertian rezeki adalah kebaikan yang manfaatnya telah kita dan orang lain nikmati, maka itu juga berarti membuka pintu rumah mendatangkan rezeki.

Sahabat, jika menghilangkan haus dan lapar seekor anjing adalah kebaikan yang berita mulianya telah melintasi benua-benua dan melipat waktu beratus tahun; apakah nilainya lebih tinggi dibandingkan menghilangkan haus, dahaga, dan kepanikan seorang hamba?

Mari kita buka pintu rumah kita…

Agar kebaikan mudah menghampiri…



From the note of Syarif Niskala

KISAH

Tenangkanlah akal pikiranmu, maka dunia disekelilingmupun akan tenang


Bismillahirrahmaanirrahiim



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh



Tenangkanlah Akal Pikiranmu, maka duniapun akan tenang


Seorang guru dan murid berjalan ditepi pantai, tatkala hari sangatlah dinginnya, sementara angin sangat kencang, sampai meninggikan ombak di tepi pantai itu beberapa meter.



Kemudian sang guru bertanya kepada muridnya: "Apakah yang bisa engkau ingat dari ombak(gelombang) dipantai itu?"



Kemudian sang muridpun menjawab: "Ombak dipantai itu mengingatkan aku akan akal pikiranku yang penuh dengan sikap tergesa-gesa dan kegoncangan, keraguan".



Sang gurupun berkata:"Yah, engkau benar, pantai ini menyerupai akal manusia, dia bersikap netral, tidak baik, tidak pula buruk.

Dan gelombang itu seumpama pemikiran manusia, sementara gelombang dibuat oleh angin, sebagaimana pemikiran manusia adalah hasil dari keinginan-keinginannya, serta ketakutan-ketakutannya"



Kemudian sang muridpun berkata:"Betapa aku sangat menginginkan, bahwa aku berada di dalam kapal, dan aku berlayar dilautan lepas itu dengan dalam keadaan aman dan tenang, sebagaimana kondisinya pantai ini dan dengan sepoi angin semacam ini"



Sang gurupun langsung mengomentarinya:"Sesungguhnya engkau benar-benar seperti itu sekarang. Kebanyakan manusia mereka berada didalam kapal yang aman, ditengah laut yang bergelombang, sehingga mereka tak menyadarinya, itu dikarenakan akal pikiran mereka dipenuhi dengan kegoncangan, segala macam pemikiran dengan aneka ragamnya datang dan pergi, tanpa henti-hentinya, akalpun bergoncang, sebagaimana angin menggoncangkan ombak dilautan.



Sang muridpun langsung memotong pembicaraan gurunya," inilah sebabnya aku mendampingi engkau wahai guruku. Aku ingin menenangkan gelombang akalku".



Kemudian sang guru memandangi muridnya sambil tersenyum:"Sesungguhnya engkau tidak akan mungkin menenangkan lautan dengan hanya memegang air lautnya, dan engkaupun tidak akan mungkin pula menjadikan lautan itu bergerak, yang penting bagi dirimu adalah engkau menenangkan dulu anginnya.



Dengan arti kata, jangan sampai keinginan, ketakutan-ketakutan engkau lebih mendominasi, atau keinginan engkau tersebut lebih menghakimi kehidupanmu, akan tetapi, ketahuiah, engkaulah yang mengatur keinginanmu itu, dan ini hanya didapatkan dengan terbiasanya dirimu kosentrasi dan engkaulah yang menundukkan pemikiran tadi, dengan seketika, maka akan tenanglah lautan, itulah dia akalmu".



Sang muridpun langsung bertanya:"Bagaimana mungkin aku dapat melakukan hal itu?"



Sang guru langsung bertanya lagi:" Cobalah bayangkan, apakah mungkin tepi pantai lautan itu mengabaikan perbuatan angin?, apa yang terjadi saat itu?



Sang muridpun langsung menjawabnya: Gelombang akan berhenti(Apabila angin dihentikan). Tetapi adakah orang yang dapat menghentikan angin?



Sang gurupun tersenyum dengan senyuman penuh makna:"Why not", kenapa tidak, "lima laa". Sesungguhnya angin, lautan dan pemikiran semuanya berada dibawah/didalam akal. Maka ketika engkau dapat memanage akal kamu, maka mungkin saja kamu memanage sekelilingmu.



Sang murid langsung berkata kepada gurunya sambil bercanda: "Akh..wahai paduka guru, barang siapa yang menundukkan akalnya, maka mungkin saja dia menundukkan angin, maka apakah mungkin angin akan tenang, sementara dia ada disekitar kita?



Sang gurupun langsung berkata :"Pelajarilah dulu bagaimana cara menenangkan lautan akalmu, kemudian engkau akan mengetahui, apakah engkau sanggup menenangkan lautan, maka jika engkau dapat menenangkan akalmu, engkau dapat menenangkan segala sesuatu yang terjadi disekelilingmu.



Maka ketahuilah wahai saudara-saudaraku, akal bisa memberikan kebahagiaan untuk kita, dia bisa juga menghancurkan kehidupan kita, apabila kita tak mempergunakan akal sebaik-baiknya dan sebagaimana mestinya.



Didalam akal ada sisi positive, maka terbiasalah dengan positive thinking, dan didalam akal juga bersemayam sisi negative, maka jauhilah negative thinking.



Bagaimanakah cara melatih akal kita agar dia selalu dipakai untuk hal-hal yang baik?



Pertama : Manusia harus melatih dirinya terbiasa didalam keadaan sadar, dengan kesadaran yang dalam dan sarat akan makna, dengan apapun yang ada dalam pemikirannya yang bersumber dikepalanya, dan berfikiran selalu, bahwa apa yang akan diperbuatnya itu, adalah sebuah pemikiran dan

perbuatan yang bermanfaat



Kedua : "Jauhi sama sekali pemikiran, bahwa diri kitalah yang tertinggi, terhebat, terpintar, terkaya dan ter..segalanya..dengan terbiasa memperhatikan kelebihan orang lain, dan menghargai orang lain.



Keseharian kita hakikatnya bagaikan kita berada diatas lautan dimana diatas lautan itu selalu menghadapi kegoncangan, dengan mengikuti gelombang angin, namun kehidupan kita yang hakiki, berada didasar lautan yang dalam tersebut , dimana dasar lautan yang dalam penuh karang dan mutiara manikam yang indah itu, selalu berada didalam ketenangan, beda jauh tatkala diri kita berada diatas lautan tadi.



Maka, tatkala kita memasuki dalamnya dasar lautan yang penuh ketenangan tadi, itulah dia asal diri kita, kita akan merasa aman, damai dan tentram didalamnya, dan dapat memperbaharui kekuatan diri kita, dari kedalaman tadilah kita dapat dengan mudahnya melihat segala sesuatu yang berbeda dengan pandangan yang jernih. Inilah yang digambarkan guru tadi, kapal yang berlayar penuh dengan ketenangan, meskipun dia berada ditengah-tengah goncangan angin yang kencang.



Dan ketenangan akal itu tidak mungkin didapat begitu saja, tetapi butuh latihan terus menerus dan selalu berada dalam naungan yang maha Rahman dan maha Rahim, dengan kebiasaan selalu beribadah mendekatkan diri kepadaNya, baik siang ataupun malam, kondisi susah ataupun senang, ramai ataupun sepi.



Disadur dan diterjemahkan dari majalah mingguan Arabic, dan ini buah permintaan dari Bu Lany Siregar, meminta kepada saya, agar saya yang membaca buku, dan apa yang saya baca, saya kirimkan dalam karya buah tulisan.



Wassalamu'alaikum. Rahima.S.S Yusuf, Cairo,3 Maret 2010




Wasssalamu'alaikum. Rahima.S.Sarmadi.Abd.Rahim.(Doqqi,Cairo)


"Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya".