Minggu, 07 Maret 2010

KISAH

Tenangkanlah akal pikiranmu, maka dunia disekelilingmupun akan tenang


Bismillahirrahmaanirrahiim



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh



Tenangkanlah Akal Pikiranmu, maka duniapun akan tenang


Seorang guru dan murid berjalan ditepi pantai, tatkala hari sangatlah dinginnya, sementara angin sangat kencang, sampai meninggikan ombak di tepi pantai itu beberapa meter.



Kemudian sang guru bertanya kepada muridnya: "Apakah yang bisa engkau ingat dari ombak(gelombang) dipantai itu?"



Kemudian sang muridpun menjawab: "Ombak dipantai itu mengingatkan aku akan akal pikiranku yang penuh dengan sikap tergesa-gesa dan kegoncangan, keraguan".



Sang gurupun berkata:"Yah, engkau benar, pantai ini menyerupai akal manusia, dia bersikap netral, tidak baik, tidak pula buruk.

Dan gelombang itu seumpama pemikiran manusia, sementara gelombang dibuat oleh angin, sebagaimana pemikiran manusia adalah hasil dari keinginan-keinginannya, serta ketakutan-ketakutannya"



Kemudian sang muridpun berkata:"Betapa aku sangat menginginkan, bahwa aku berada di dalam kapal, dan aku berlayar dilautan lepas itu dengan dalam keadaan aman dan tenang, sebagaimana kondisinya pantai ini dan dengan sepoi angin semacam ini"



Sang gurupun langsung mengomentarinya:"Sesungguhnya engkau benar-benar seperti itu sekarang. Kebanyakan manusia mereka berada didalam kapal yang aman, ditengah laut yang bergelombang, sehingga mereka tak menyadarinya, itu dikarenakan akal pikiran mereka dipenuhi dengan kegoncangan, segala macam pemikiran dengan aneka ragamnya datang dan pergi, tanpa henti-hentinya, akalpun bergoncang, sebagaimana angin menggoncangkan ombak dilautan.



Sang muridpun langsung memotong pembicaraan gurunya," inilah sebabnya aku mendampingi engkau wahai guruku. Aku ingin menenangkan gelombang akalku".



Kemudian sang guru memandangi muridnya sambil tersenyum:"Sesungguhnya engkau tidak akan mungkin menenangkan lautan dengan hanya memegang air lautnya, dan engkaupun tidak akan mungkin pula menjadikan lautan itu bergerak, yang penting bagi dirimu adalah engkau menenangkan dulu anginnya.



Dengan arti kata, jangan sampai keinginan, ketakutan-ketakutan engkau lebih mendominasi, atau keinginan engkau tersebut lebih menghakimi kehidupanmu, akan tetapi, ketahuiah, engkaulah yang mengatur keinginanmu itu, dan ini hanya didapatkan dengan terbiasanya dirimu kosentrasi dan engkaulah yang menundukkan pemikiran tadi, dengan seketika, maka akan tenanglah lautan, itulah dia akalmu".



Sang muridpun langsung bertanya:"Bagaimana mungkin aku dapat melakukan hal itu?"



Sang guru langsung bertanya lagi:" Cobalah bayangkan, apakah mungkin tepi pantai lautan itu mengabaikan perbuatan angin?, apa yang terjadi saat itu?



Sang muridpun langsung menjawabnya: Gelombang akan berhenti(Apabila angin dihentikan). Tetapi adakah orang yang dapat menghentikan angin?



Sang gurupun tersenyum dengan senyuman penuh makna:"Why not", kenapa tidak, "lima laa". Sesungguhnya angin, lautan dan pemikiran semuanya berada dibawah/didalam akal. Maka ketika engkau dapat memanage akal kamu, maka mungkin saja kamu memanage sekelilingmu.



Sang murid langsung berkata kepada gurunya sambil bercanda: "Akh..wahai paduka guru, barang siapa yang menundukkan akalnya, maka mungkin saja dia menundukkan angin, maka apakah mungkin angin akan tenang, sementara dia ada disekitar kita?



Sang gurupun langsung berkata :"Pelajarilah dulu bagaimana cara menenangkan lautan akalmu, kemudian engkau akan mengetahui, apakah engkau sanggup menenangkan lautan, maka jika engkau dapat menenangkan akalmu, engkau dapat menenangkan segala sesuatu yang terjadi disekelilingmu.



Maka ketahuilah wahai saudara-saudaraku, akal bisa memberikan kebahagiaan untuk kita, dia bisa juga menghancurkan kehidupan kita, apabila kita tak mempergunakan akal sebaik-baiknya dan sebagaimana mestinya.



Didalam akal ada sisi positive, maka terbiasalah dengan positive thinking, dan didalam akal juga bersemayam sisi negative, maka jauhilah negative thinking.



Bagaimanakah cara melatih akal kita agar dia selalu dipakai untuk hal-hal yang baik?



Pertama : Manusia harus melatih dirinya terbiasa didalam keadaan sadar, dengan kesadaran yang dalam dan sarat akan makna, dengan apapun yang ada dalam pemikirannya yang bersumber dikepalanya, dan berfikiran selalu, bahwa apa yang akan diperbuatnya itu, adalah sebuah pemikiran dan

perbuatan yang bermanfaat



Kedua : "Jauhi sama sekali pemikiran, bahwa diri kitalah yang tertinggi, terhebat, terpintar, terkaya dan ter..segalanya..dengan terbiasa memperhatikan kelebihan orang lain, dan menghargai orang lain.



Keseharian kita hakikatnya bagaikan kita berada diatas lautan dimana diatas lautan itu selalu menghadapi kegoncangan, dengan mengikuti gelombang angin, namun kehidupan kita yang hakiki, berada didasar lautan yang dalam tersebut , dimana dasar lautan yang dalam penuh karang dan mutiara manikam yang indah itu, selalu berada didalam ketenangan, beda jauh tatkala diri kita berada diatas lautan tadi.



Maka, tatkala kita memasuki dalamnya dasar lautan yang penuh ketenangan tadi, itulah dia asal diri kita, kita akan merasa aman, damai dan tentram didalamnya, dan dapat memperbaharui kekuatan diri kita, dari kedalaman tadilah kita dapat dengan mudahnya melihat segala sesuatu yang berbeda dengan pandangan yang jernih. Inilah yang digambarkan guru tadi, kapal yang berlayar penuh dengan ketenangan, meskipun dia berada ditengah-tengah goncangan angin yang kencang.



Dan ketenangan akal itu tidak mungkin didapat begitu saja, tetapi butuh latihan terus menerus dan selalu berada dalam naungan yang maha Rahman dan maha Rahim, dengan kebiasaan selalu beribadah mendekatkan diri kepadaNya, baik siang ataupun malam, kondisi susah ataupun senang, ramai ataupun sepi.



Disadur dan diterjemahkan dari majalah mingguan Arabic, dan ini buah permintaan dari Bu Lany Siregar, meminta kepada saya, agar saya yang membaca buku, dan apa yang saya baca, saya kirimkan dalam karya buah tulisan.



Wassalamu'alaikum. Rahima.S.S Yusuf, Cairo,3 Maret 2010




Wasssalamu'alaikum. Rahima.S.Sarmadi.Abd.Rahim.(Doqqi,Cairo)


"Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya".