Sabtu, 23 Maret 2013

SHOLAT FARDHU



1.    Pengertian Sholat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”.

2.    Dalil Tentang Kewajiban Shalat
a. Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Shalat
- Al-Baqarah, 43
وَاَقِيْمُوْ الصَّلَىةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَوَارْكَعُوْامَعَ الرَّاكِعِيْنَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku
- Al-Baqarah 110
وَاَقِيْمُوْ الصَّلَوْةَ وَآتُوْالزَّكَوةَ وَمَاتُقَدِّمُوْا لاَِنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدُاللهِط اِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan.
- Al –Ankabut : 45
وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ
Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.
- An-Nuur: 56
وَاَقِيْمُوْ الصَّلاَةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَ وَاَطِيْعُوْ االرَّسُوْلَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat.

3.    Batas Waktu Shalat Fardlu
a. Shalat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang
b. Shalat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira – kira pukul 15.00 –18.00 sore
c. Shalat Magrib
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore
d. Shalat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul 19.00 – 04.30 malam
e. Shalat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul 04.00 – 5.30 pagi.


4.    Keutamaan Sholat Lima Waktu
Ø Shalat di awal waktu adalah amal yang paling utama
Dari Ibnu Mas’ud rodhiiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah bersabda :
Sebaik-baik amal adalah shalat di awal waktu.
(HR. Tirmidzi dan Hakim)
Ø Shalat tepat waktu adalah amal yang paling dicintai Allah dalam Islam
Dari Umar rodhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Ada seorang bertanya kepada Rasulullah :
Ya Rasulallah, amal apa yang paling dicintai Allah dalam ajaran Islam?
Beliau bersabda: Shalat pada awal waktunya, barangsiapa meninggalkan shalat maka dia dianggap t?dak lagi beragama, karena shalat adalah tiang agama.”
(HR. Bayhaqi)
Ø Menggugurkan dosa-dosa bagaikan gugurnya dedaunan dari ranting pohon
Abu Dzar rodhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah keluar dari rumahnya ketika musim dingin, waktu itu daun-daun berguguran. Rasulullah mengambil ranting dari sebatang pohon, sehingga daun-daun di ranting itupun banyak berguguran. Kemudian Rasulullah bersabda :
Wahai Abu Dzar! Saya menyahut : Labbaik ya Rasulullah.
Lalu beliau bersabda, Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguruan seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya.
(HR. Ahmad)
Ø Menghapus kesalahan bagaikan menjaga kebersihan badan sehari semalam sehingga badan akan terhindar dari kotoran
Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, beliau mendengar Rasulullah bersabda:
Bagaimana pendapat kalian jika di depan rumah salah seorang dari kalian terdapat sebuah sungai yang mengalir dan dia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah akan tersisa kotoran dari tubuhnya?” Mereka menjawab, “Tidak akan tersisa, kotoran di tubuhnya sedikitpun.”
Rasulullah bersabda, “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosa.”
(HR. Bukhari)
Ø Sebelum jauh-jauh mencari solusi, perbaiki saja dulu shalatnya! Jadikanlah shalat sebagai media untuk memohon hadirnya pertolongan Allah
Minta tolonglah (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mendirikan shalat . Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.’( Al-Baqarah : 45)
Dari Hudzaifah rodhiyallahu ‘anhu, beliau berkata :
Apabila Rasulullah mengalami kesulitan, maka beliau segera melaksanakan shalat.
(HR. Ahmad dan Abu Daud)
Ø Shalat merupakan salah satu pengundang datangnya rezeki dan kehidupan yang dipenuhi keberkahan
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
(Thaahaa : 132)
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(An-Nahl : 97)
Ø Ajak dan doakan keluarga, saudara, teman, atasan, bawahan dan semua agar senantiasa menjaga shalat tepat waktu
Nasehat Luqman buat anaknya:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
(Luqmaan : 17)
Do’a Nabi Ibrahim ‘alaihisholaatu wassalam buat anak keturunannya: 
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).
(Ibraahiim : 40-41)

5.    Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib
a.    Hukum Sholat wajib
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila.
b.    Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
c.     Syarat-syarat sah Sholat :
-  Beragama Islam
-  Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunat.
-  Sudah baligh dan berakal.
-  Menghadap kiblat
-  Suci dari hadast dan najis
-  Telah masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing sholat
-  Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat
-  Menutup aurat.
d.    Rukun Shalat:
1. Niat
2. Takbirotul Ikhrom
3. Berdiri bagi yang mampu ketika sholat fardhu, boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sakit
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud dua kali yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Duduk Tasyahud akhir
10. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
11. Membaca salam yang pertama
12. Tertib.

6.  Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita
· Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
· Berkata-kata kotor
· Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
· Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.
· Berkata kata dengan sengaja, walau hanya satu huruf, tapi yang memeberi peringatan
· Terbuka auratnya
· Makan atau minum meskipun sedikit
· Membelakangi kiblat
· Tertawa terbahak-bahak
· Mendahului imamnya dua rukun
· Murtad, artinya keluar dari islam

Rasulullah juga memberikan tuntunan waktu sholat, jika tidak ada udzur, maka diutamakan sholat pada awal waktu atau sholat tepat pada waktunya. Sholat tepat waktu adalah keutamaan, apalagi bila dilaksanakan berjamaah dan di masjid. Keutamaan ini akan berlipat ganda bila kita mempersiapkan diri sebelum melaksanakannya dengan menunggu waktu sholat sebelum adzan berkumandang. Mengapa ?
1. Menunggu waktu sholat adalah bukti kecintaan seorang hamba pada Rabb-nya. Seorang yang mencintai selalu merindukan saat perjumpaan dengan yang dicintai. Dia akan menantikaannya agar tidak terlambat berjumpa.
2. Menunggu waktu sholat memberikan kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan lainnya. Membaca Al Qur’an, berdzikir, mendirikan sholat sunat, I’tikaf, menyiapkan tempat sholat, membereskan pekerjaan kantor dan amalan lainnya.
3. Menunggu waktu sholat memperkecil kemungkinan berbuat maksiat.
4. Menunggu waktu sholat kita akan senantiasa menjaga kebersihan diri, hati dan pikiran kita.

7.    Keutamaan sholat berjamaah
Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)
Dari Abu Musa Radhiyallaahu ‘anhu  dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim no. 662)
 dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:tDari Abu Ad-Darda`
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).” (HR. Abu Daud no. 547, An-Nasai no. 838, dan sanadnya dinyatakan hasan oleh An-Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin no. 344)
Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650)